Banda Aceh (ANTARA) - Lembaga Panglima Laot Aceh demi alasan kemanusiaan meminta kepada para nelayan di wilayah Aceh untuk menolong para pengungsi Rohingya yang hampir tenggelam di perairan Aceh Barat.
"Kita minta kepada nelayan Aceh terutama di wilayah Aceh Barat untuk menolong satu boat Rohingya yang tenggelam sekitar 7 mil dari Kuala Bubon Aceh Barat," kata Sekjen Panglima Laot Aceh, Azwir Nazar, di Banda Aceh, Rabu.
Untuk diketahui, Panglima Laot merupakan lembaga adat laut Aceh yang membawahi nelayan di Aceh. Semua permasalahan yang berhubungan dengan laut di Aceh tidak terlepas dari wewenang lembaga tersebut.
Sebelumnya, seratusan pengungsi Rohingya dilaporkan mengalami kecelakaan di perairan Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat sekitar pukul 08.00 WIB, setelah kapal yang mereka tumpangi diduga terbalik di perairan setempat.
Diantaranya rombongan tersebut, terdapat enam warga Rohingya yang telah berhasil dievakuasi oleh nelayan dan diantar ke kantor Camat Samatiga, Aceh Barat.
Adapun identitas dari warga Rohingya yang saat ini telah berada di Balai Serbaguna Kantor Camat Samatiga yakni Selin laki-laki (34), Zahed laki-laki (18), Afsara BI perempuan (18).
Kemudian, Rufeyas perempuan (18), Ropeka Aktar perempuan (15), dan Ruzoma perempuan (15) tahun.
Selain dari enam orang itu, saat ini masih ada sekitar seratusan pengungsi Rohingya yang masih terkatung-katung di tengah lautan akibat kapal mereka terbalik.
Azwir menyampaikan, pengungsi Rohingya masih terapung di wilayah Aceh Barat. Beberapa dari mereka tenggelam karena boat nya terbalik.
"Karena itu demi alasan kemanusian, kita wajib menolong orang yang tertimpa musibah di laut. Siapapun mereka," ujar Azwir Nazar.
Sebagai informasi, tim Basarnas Banda Aceh Pukul 18.45 WIB bersama saat ini sedang dalam perjalanan melakukan evakuasi terhadap para pengungsi Rohingya tersebut, diperkirakan sampai ke lokasi 00.45 WIB.
Baca juga: Kapal pengangkut seratusan Rohingya terbalik di Aceh Barat
Baca juga: Akademisi sarankan imigran etnis Rohingya dipulangkan
Pewarta: Rahmat Fajri
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024