Selama kampanye pemilihan saya, mereka mengikuti langkah demi langkah saya, setiap hari, memfilmkannya dan merekam."

Mexico City (ANTARA News) - Seorang mantan pemimpin Meksiko, Rabu, mengatakan, Amerika Serikat telah memata-matainya pascamunculnya laporan bahwa badan intelijen AS telah menyadap Presiden Enrique Pena Nieto dan pendahulunya.

Mantan presiden Vicente Fox, Rabu, mengatakan bahwa "tentu saja " ia dimata-matai pada saat masih berkuasa antara 2000-2006 pascamunculnya laporan bahwa Amerika Serikat menyadap penggantinya, Felipe Calderon dan Enrique Pena Nieto, lapor AFP.

"Seseorang harus terbiasa dengan itu," kata Fox pada Radio MVS selama perjalanan ke Madrid, seraya menambahkan kegiatan memata-matai dimulai sebelum ia menjabat.

"Selama kampanye pemilihan saya, mereka mengikuti langkah demi langkah saya, setiap hari, memfilmkannya dan merekam," katanya.

Tapi Fox meremehkan kegiatan intelijen yang dilakukan negara tetangganya di utara itu, dengan mengatakan bahwa semua pemerintah, termasuk Meksiko, memata-matai satu sama lain.

"Ini bukan hal yang baru bahwa ada spionase di setiap pemerintahan di dunia, termasuk Meksiko," katanya. "Saya tidak memahami skandal itu."

Pena Nieto, yang mengambil alih kekuasaan pada bulan Desember , telah memerintahkan penyelidikan pada laporan yang menyebutkan jika Badan Keamanan Nasional meretas surat elektroniknya ketika dia menjadi kandidat tahun lalu dan pesan-pesan Calderon saat ia menjabat.

Pemerintah Meksiko mengatakan akan memanggil duta besar Amerika Serikat, sementara Calderon menyebut aksi penyadapan itu sebagai suatu "penghinaan".

"Ini adalah perilaku tidak koheren, untuk memata-matai dan mengeluh karena Anda dimata-matai. Ini tidak masuk akal , " kata Fox .


Penerjemah: Gusti Nur Cahya Aryani

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013