Poin masuk akalnya adalah akan terus kita tambah pompaJakarta (ANTARA) - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menyebutkan daerah rawan banjir di Ibu Kota harus ditambah tempat-tempat penampungan air mulai dari waduk, hingga dinding penahan (sheet pile).
Namun, Heru belum menyebutkan berapa jumlah pompa, dinding penahan dan embung yang akan ditambah di Jakarta.
Kemudian, lanjut dia, Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta akan memantau faktor terjadinya banjir dan kesiapan pompa saat dibutuhkan.
Baca juga: DKI punya ratusan pompa untuk percepat surutnya banjir
"Itu masuk akal. Jadi, pompa faktor banjir dan pompa, memang hasil saya meninjau pompa di Kali Sentiong (Jakarta Utara). Saya minta di Kali Kresek (Cilincing, Jakarta Utara) harus ada pompa, karena dari Sunter masuk ke arah Kali Kresek sehingga bisa cepat dipompa tidak terlalu jauh," jelas Heru.
Embung nantinya sebagai parkir air atau kolam retensi untuk mengatasi genangan dan pengendalian banjir atau genangan.
"Embung kecil dibangun 2025, curah hujan di Jakarta pada 14 Februari itu 180 milimeter (mm), 150 mm aja sudah tinggi, saluran makro kita bisa menampung 150 mm dengan cakupan atau jangkauan curah hujan 4-5 jam tanpa intervensi banjir kiriman," ucap Heru.
Baca juga: Anggota DPRD DKI Tina Toon desak keruk sungai untuk cegah banjir
"Kita perlu embung cukup banyak, perlu pompanisasi yang saat ini pompa portabel ada sekitar 580 dan semuanya aktif, hanya ada 10 yang sedang perbaikan ringan," kata Heru usai meninjau pipanisasi PAM Jaya di Kamal Muara, Penjaringan, Jakarta Utara, Senin (18/3).
Anggota DPRD DKI Jakarta Agustina Hermanto (Tina Toon) mendesak DKI meningkatkan pengerukan sungai di Jakarta Utara untuk mencegah banjir.
Tina menyebutkan, kegiatan pengerukan sungai harus diaktifkan kembali agar aliran air bisa lancar sehingga ketika terjadi hujan lebat di hulu tidak terjadi banjir.
Pewarta: Siti Nurhaliza
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2024