Untuk sanggar hampir 400 lebihJakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Jakarta Selatan (Pemkot Jaksel) berupaya melestarikan seni dan budaya Betawi dengan mengadakan pelatihan dan juga pagelaran untuk para pelaku seni.
"Kami memberdayakan para pelaku seni dengan mengadakan, pelatihan, festival dan juga pagelaran seni," kata Kepala Suku Dinas Kebudayaan Jakarta Selatan Rusmantoro di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, saat ini sanggar seni dan budaya di Jakarta Selatan kurang lebih berjumlah 400, dengan total pelaku seni mencapai lebih dari 2.000 orang.
Ia menjelaskan bahwa para pelaku seni tersebut memang memerlukan pembinaan, supaya warisan leluhur bisa terus dilestarikan dan dinikmati oleh anak cucu kelak.
Rusmantoro mengatakan, seni budaya khas Betawi yang dimaksud yaitu tari, palang pintu, lenong, dan lainnya yang memang menjadi ciri khas Jakarta.
Baca juga: Selama Ramadhan, pertunjukan di Kampung Betawi Setu Babakan ditiadakan
"Untuk sanggar hampir 400 lebih yang ada di Jaksel dan pelaku seni ada 2.000 orang. Kami terus berdayakan mereka," katanya.
Ia mengakui bahwa tidak semua sanggar seni bisa tertampung, akan tetapi yang pasti mereka terus diberdayakan oleh pemerintah.
Rusmantoro yang juga Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Unit Pengelola Kawasan Perkampungan Budaya Betawi (UPK PBB) Setu Babakan mengatakan bahwa setiap akhir pekan pemerintah rutin menampilkan pertunjukan khas Betawi seperti tari, musik, lenong dan lainnya di UPK PBB.
Menurut dia, saat pertunjukan, masyarakat tidak dikenakan biaya sedikit pun, karena semua telah ditanggung oleh pemerintah melalui anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD).
"Untuk para pelaku seni kami libatkan yang berasal dari Jakarta, karena semua khas Betawi," katanya.
Baca juga: UI promosikan budaya Betawi melalui Tourism Day X Pelabuhan
Pewarta: Khaerul Izan
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2024