Ketua Yastroki Mayjen TNI (Pur) Dr. dr. Tugas Ratmono dalam keterangannya di Jakarta, Rabu, mengatakan, kegiatan tersebut termasuk rangkaian safari Ramadhan untuk membagikan bahan pangan dan tongkat, serta dalam rangka kunjungan kemanusiaan ke rumah para penderita stroke maupun para penyintas.
"Jaga kesehatan, rutin olahraga agar jangan sampai stroke lagi," katanya.
Ia juga mengemukakan, rakyat miskin paling rentan terserang stroke sebagai imbas dari tekanan memenuhi kebutuhan hidup, sehingga kurang peduli menjaga kesehatan, berbeda dengan masyarakat di negara maju yang lebih peduli terhadap pola hidup sehat.
"Menurut data statistik, menyebutkan bahwa di Indonesia, masyarakat miskin penderita stroke lebih tinggi dibandingkan dengan yang kaya, untuk itu, bagi yang ekonominya kuat, saya harap punya kepedulian menjaga pola hidup sehat," ujar dia.
Baca juga: Dokter paparkan manfaat puasa bagi kesehatan otak penderita stroke
Sebagai upaya menyantuni stroker (penderita stroke), juga untuk mengisi Ramadhan 1445 H, Yastroki juga menggalang donasi dari masyarakat. Bantuan dapat berupa paket sembako dan yang bermanfaat langsung bagi para stroker dalam menjalani ibadah puasa.
"Kami menampung bantuan dari berbagai pihak untuk disalurkan kepada stroker yang membutuhkan," ucapnya.
Hingga saat ini, jumlah stroker se-Jabodetabek tergabung dalam Komunitas Kreshna berjumlah sekitar 750 jiwa.
Pimpinan Komunitas Kreshna, Suhadi, menjelaskan bahwa pihaknya berupaya membimbing penguatan iman kepada Tuhan Yang Maha Esa hingga mendorong kemandirian ekonomi keluarga sesama anggota penderita stroke.
Sementara itu, Stroker di Lubang Buaya, Jakarta Timur, Soni, bersama Stroker di Cibitung, Bekasi, Wahyudi, merasa bersyukur dan senang menyambut rombongan safari Ramadhan Yastroki sambil mendengarkan motivasi hidup sehat oleh dr. Tugas, serta mengucapkan rasa terima kasih mereka atas bantuan yang diberikan.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, menyebutkan bahwa berdasarkan prevalensi stroke di Indonesia tahun 2018 berdasarkan diagnosis dokter pada penduduk umur 15 tahun yakni sebesar 10,9 persen atau diperkirakan sebanyak 2.120.362 orang.
Untuk itu, pemerintah berupaya menurunkan jumlah penderita dengan cara memperkuat pencegahan, diantaranya mengkampanyekan konsumsi makanan bergizi seimbang, menjaga kadar gula dalam darah, dan rutin cek kesehatan minimal enam bulan sekali.
Baca juga: Inovasi "Pencok Waluh" tingkatkan pemahaman pasien terkait stroke
Sementara itu, Stroker di Lubang Buaya, Jakarta Timur, Soni, bersama Stroker di Cibitung, Bekasi, Wahyudi, merasa bersyukur dan senang menyambut rombongan safari Ramadhan Yastroki sambil mendengarkan motivasi hidup sehat oleh dr. Tugas, serta mengucapkan rasa terima kasih mereka atas bantuan yang diberikan.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, menyebutkan bahwa berdasarkan prevalensi stroke di Indonesia tahun 2018 berdasarkan diagnosis dokter pada penduduk umur 15 tahun yakni sebesar 10,9 persen atau diperkirakan sebanyak 2.120.362 orang.
Untuk itu, pemerintah berupaya menurunkan jumlah penderita dengan cara memperkuat pencegahan, diantaranya mengkampanyekan konsumsi makanan bergizi seimbang, menjaga kadar gula dalam darah, dan rutin cek kesehatan minimal enam bulan sekali.
Baca juga: Inovasi "Pencok Waluh" tingkatkan pemahaman pasien terkait stroke
Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2024