Surabaya (ANTARA News) - Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan sekitar 500 pabrik tekstil dan produk tekstil (TPT) di Indonesia membutuhkan mesin baru untuk meningkatkan daya saing di pasar domestik maupun ekspor.

"Ada 500 dari sekitar 1.500 pabrik tekstil yang perlu direvitalisasi, karena usia mesinnya sudah tua, 25 tahun, dan teknologinya sudah ketinggalan," katanya di sela-sela rapat koordinasi nasional Kadin Indonesia Bidang Logistik dan Perhubungan, di Surabaya, Jawa Timur, Kamis.

Ia mengatakan selama ini Indonesia mengandalkan impor mesin untuk pabrik tekstil. Sayangnya, impor mesin tekstil tersebut sebagian besar berasal dari China yang merupakan pesaing utama TPT Indonesia di pasar global maupun domestik.

TPT sendiri merupakan salah satu pemberi kontribusi ekspor non-migas yang besar dengan net-ekspor mencapai sekitar lima miliar dolar AS. Namun ke depan, kata dia, pemerintah berupaya agar industri permesinan untuk pabrik tekstil dan sepatu juga ada di Indonesia.

"Kami memberikan tax holiday berupa pembebasan PPh selama 10 tahun dan bea masuk barang modal yang diperingan untuk investasi industri permesinan, khususnya mesin tekstil dan sepatu," kata Hidayat.

Saat ini, pihaknya tengah mempelajari kemungkinan investasi di bidang permesinan dari Taiwan dan Jepang. "Sedang kami seleksi," katanya.


Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2013