Singaraja (ANTARA News) - Objek wisata Air Sanih, Buleleng, Bali, dipadati ribuan warga yang merayakan Umanis Galungan atau sehari setelah Hari Raya Galungan.
"Belakangan ini cuaca di Bali sangat panas jadi saya memilih berwisata ke Air Sanih karena airnya dingin dan segar," kata seorang warga, Dewa Putu Fabian Ritzki Diva, Kamis.
Selama libur fakultatif serangkaian Hari Raya Galungan, objek wisata alam itu memang tetap dibuka.
Sejak dibuka pada hari pertama libur Galungan sekitar pukul 08.00 Wita, satu per satu rombongan wisatawan lokal mengunjungi objek wisata yang terletak sekitar 17 kilometer dari pusat kota Singaraja di kawasan Bali Utara itu.
Pengelola setempat menyatakan bahwa sejak Hari Raya Galungan hingga Umanis Galungan, objek wisata itu telah dipadati ribuan orang. Jumlah tersebut melonjak lebih dari 100 persen jika dibandingkan hari-hari biasa.
Meningkatnya jumlah kunjungan selain karena momentum hari raya, harga tiket masuk yang terjangkau membuat masyarakat memilih objek wisata yang terletak di jalur utama Singaraja-Amlapura tersebut.
Untuk dewasa, harga tiket masuk sebesar Rp5 ribu sedangkan anak-anak sebesar Rp3 ribu.
Meski saat ini tengah ada proyek perluasan arena wisata air, namun tak menyurutkan niat wisatawan untuk menikmati segarnya mata air Sanih itu.
Suasana alam dengan rindangnya pepohonan serta pemandangan yang langsung menghadap ke laut Bali Utara itu menjadikan objek wisata tersebut sebagai salah satu andalan wisata alternatif di kawasan timur Singaraja.
Air Sanih atau dalam warga setempat dikenal dengan "Yeh Sanih", adalah air yang mengaliri kolam utama di objek wisata dan diyakini berasal dari mata air dari Gunung Batur di Kabupaten Bangli yang terletak puluhan kilometer dari Singaraja.
Mata air yang jernih itu telah mengalir selama bertahun tahun dan hingga saat ini tak pernah habis. Air mengisi dalam kolam Air Sanih tersebut bahkan terus mengalir langsung ke laut.
Diperkirakan kunjungan akan semakin meningkat hingga Minggu (27/10).
Pewarta: Dewa Wiguna
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013