Reaksi ini disampaikan sehari setelah Apple meluncurkan jajaran terbaru iPad-nya dan mengumumkan penggratisan software dan upgrade-nya, termasuk iWork yang menjadi pesaing Office buatan Microsoft yang sangat laku jual itu.
"Karena iWork tak punya banyak daya tarik, dan dihargai seperti sebuah renungan, maka sulit sekali disebut langkah mengejutkan atau penting," kata wakil presiden Microsoft Frank Shaw dalam blog resmi perusahaan ini.
"Oleh karena itu, ketika saya melihat Apple menurunkan harga aplikasi-aplikasi produktivitasnya yang kelas ringan dan susah payah itu, saya tak menganggap itu saingan, saya hanya melihatnya sebagai upaya untuk ikut bermain.
Saya kira mereka, seperti yang lainnya, berusaha bangun dari kenyataan bahwa kami telah membangun solusi yang lebih baik bagi orang-orang di mana saja ...Yaitu orang yang menginginkan perangkat tunggal, sederhana dan terjangkau oleh kekuatan dan kelenturan demi memperkuat dan mendukung aktivitas mereka."
Shaw juga membela Surface, tablet yang dikenalkan setahun lalu namun gagal menggebrak pasar dan malah memaksa perusahaan yang berbasis di Redmond, Washington, itu merevisinya bulan lalu.
"Surface dan Surface 2 keduanya dilengkapi Office, software produktivitas paling populer dan kuat di dunia yang harganya di bawah baik harga iPad 2 maupun iPad Air," kata dia seperti dikutip AFP.
"Microsoft memahami bagaimana orang dapat bekerja lebih baik dibandingan siapa pun di planet ini. Kami telah menciptakan revolusi PC dengan memberi orang-orang di seluruh duinia sebuah perangkat murah, kuat dan mudah digunakan yang membantu manusia menuntaskan tugas-tugasnya"
Shaw menyebut Surface sebagai tablet yang saat ini paling produktif yang bisa dibeli siapa saja, karena ada Office, input-input presesis seperti keyboard dan trackpad, serta kemampuan mengoperasikan aplikasi dan dokumen secara bersamaan.
Apple telah mengatakan iWork dan iLife akan digratiskan untuk semua perangkat buatannya, demikian AFP.
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013