Washington (ANTARA News) - Kurs dolar AS stabil pada Rabu (Kamis pagi WIB), setelah turun tajam sejak pekan lalu terhadap euro karena ekspektasi Federal Reserve akan mempertahankan program stimulusnya mungkin sampai tahun depan.

Tetapi gerakan yang paling signifikan di pasar valuta asing adalah pada yuan China yang dikendalikan secara erat, yang melanjutkan kenaikannya dalam beberapa minggu ke titik tertinggi selama ini terhadap greenback, lapor AFP.

Pada pukul 22.00 GMT (Kamis pukul 05.00 WIB), euro berada di 1,3775 dolar, turun sedikit dari 1,3780 dolar pada Selasa sore.

Dolar tergelincir terhadap mata uang Jepang, jatuh menjadi 97,32 yen dari 98,12 yen, namun naik terhadap pound Inggris, pound diperdagangkan 1,6164 dolar dari 1,6234 dolar sehari sebelumnya.

Euro juga turun terhadap yen, menjadi 134,10 yen dari 135,23 yen.

Kathy Lien dari BK Asset Management mengatakan dolar dan yen menawarkan sebagai "safe havens" setelah diberitakan bahwa penghapus bukuan (write-offs) kredit macet bank China mencapai tiga kali lipat dalam semester pertama tahun ini.

"Investor melihat peningkatan itu sebagai bendera merah besar untuk ekonomi terbesar di Asia itu dan sementara itu menunjukkan beberapa masalah lebih dalam negara tersebut, write-off juga merupakan bagian dari keseluruhan strategi baru pemerintah untuk membersihkan buku-buku mereka dan membawa rasio gagal bayar (default) ke standar internasional," katanya.

Terlepas dari itu mata uang China bergerak: yuan atau renminbi, naik 0,2 persen untuk hari itu, bergerak menjadi 6,083 yuan per dolar, dan telah bergerak hampir 0,7 persen sejak 13 Oktober setelah bertahan stabil sejak Mei.

Setahun yang lalu yuan berada di 6,25 per dolar.

Tidak ada alasan yang jelas untuk kenaikan tersebut, meskipun itu terjadi setelah krisis politik di Washington yang baru saja dihindari karena memaksa AS ke gagal bayar pada utangnya dan mungkin telah mempengaruhi pandangan Beijing atas paparannya yang besar terhadap greenback dalam cadangan devisanya.

Ini juga bisa mencerminkan meningkatnya permintaan karena yuan masuk ke dalam 10 mata uang global yang paling banyak diperdagangkan, menurut Bank of International Settlements (BIS) pada bulan lalu.


Penerjemah: Apep Suhendar

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013