USAID Clean Cities, Blue Ocean (CCBO) menantang delapan entitas pengelolaan sampah binaan di Kota Makassar menciptakan inisiatif pengelolaan sampah melalui Kompetisi Losari (Lomba Kelola Sampah Lestari).
“Kami bangga atas inisiatif yang dilakukan oleh para peserta Kompetisi Losari. Ini menunjukkan komitmen kuat dari seluruh pihak terkait dalam mewujudkan Kota Makassar yang lebih bersih dan berkelanjutan,” ujar Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto saat menghadiri kegiatan apresiasi itu di Makassar, Selasa.
Kompetisi yang melibatkan mitra USAID CCBO, yakni Waste 4 Change dan Yayasan Lestari Mulia ini memberikan tantangan bagi wilayah binaan untuk menghadirkan inisiatif dalam upaya meningkatkan dan mengembangkan sistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan.
Pasalnya, kompetisi ini menjadi bagian dari penutupan program USAID CCBO yang telah mendampingi delapan entitas pengelolaan sampah di Kota Makassar, terdiri dari enam bank sampah dan dua TPS 3R (Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle) selama dua tahun terakhir.
Baca juga: Wali Kota Makassar tata ulang manajemen pengelolaan persampahan
Baca juga: Siswa SMPN 29 Makassar olah limbah sampah menjadi Ecobrik
Baca juga: Wali Kota Makassar tata ulang manajemen pengelolaan persampahan
Baca juga: Siswa SMPN 29 Makassar olah limbah sampah menjadi Ecobrik
Kompetisi Losari diselenggarakan sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat dalam menangani masalah sampah, khususnya sampah plastik yang menjadi salah satu polutan utama di laut.
Kegiatan ini juga bertujuan mempromosikan kebiasaan 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dalam pengelolaan sampah dan mendukung gagasan pengelolaan sampah bertanggung jawab.
Danny mengakui pula bahwa persoalan sampah di laut juga menjadi persoalan serius. Maka dari itu, Danny akan melakukan revitalisasi sistem persampahan di Kota Makassar, termasuk sampah di sejumlah pulau Kota Makassar.
"Sebelumnya, bank sampah sudah ada di pulau-pulau tetapi memang kita akui bahwa ada pergeseran yang terjadi, dan ini harus dihidupkan kembali," kata Danny.
Direktur Misi USAID Indonesia Jeff Cohen yang juga turut hadir mengatakan tantangan sampah plastik di laut adalah masalah global, namun solusinya perlu menyesuaikan masing-masing daerah (bersifat lokal).
“Kemitraan kami dengan pemerintah daerah di Makassar dan kota-kota lain di Indonesia jelas menunjukkan adanya potensi upaya daerah untuk mencapai kota yang lebih bersih dan mengurangi polusi plastik di laut Indonesia," urainya.
Secara total, program ini telah mengumpulkan sebanyak 3.582 metrik ton sampah yang dapat didaur ulang.
Adapun tiga pemenang yang berhasil menunjukkan inovasi dan implementasi terbaik dalam pengelolaan sampah telah diumumkan yakni juara 1 BSU Al Bury Kecamatan Panakkukang, juara 2 TPS 3R Barrang Lompo dan BSU Tangkasari Kecamatan Rappocini.
Sejumlah kegiatan juga menandai berakhirnya Program USAID CCBO di Kota Makassar, seperti workshop, pameran, dan kegiatan edukasi masyarakat dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan.
Kompetisi ini tidak hanya menjadi bagian penting dalam perjalanan Makassar menuju pengelolaan sampah bertanggung jawab yang lebih baik, namun juga sebagai bukti atas komitmen bersama menjaga lingkungan untuk generasi mendatang.*
Baca juga: Ancora Foundation dan akademisi edukasi masyararkat kelola sampah
Baca juga: Pegadaian Bersama Masyarakat Makassar Kumpulkan 708 Kg Sampah di Pantai Tanjung Bayang
Baca juga: Ancora Foundation dan akademisi edukasi masyararkat kelola sampah
Baca juga: Pegadaian Bersama Masyarakat Makassar Kumpulkan 708 Kg Sampah di Pantai Tanjung Bayang
Pewarta: Nur Suhra Wardyah
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2024