Mombasa, Kenya (ANTARA News) - Empat perompak Somalia dijatuhi hukuman pejara masing-masing tujuh tahun oleh sebuah pengadilan Kenya setelah mereka dinyatakan bersalah membajak sebuah kapal nelayan di Lautan India pada 2010.
Jaksa mengatakan pada persidangan di pengadilan Mombasa, keempat orang itu bersenjatakan granat roket, sebuah senapan AK-47, sebuah pistol dan senjata-senjata lain ketika mereka membajak kapal nelayan tersebut dengan menembaki awaknya, lapor Reuters.
Abdirahman Isse Mohamed, Mohamed Osman Farah, Feisal Abdi Muse dan Noor Ali Mohamed ditangkap oleh pasukan Angkatan Laut Spanyol dan diserahkan kepada pihak berwenang Kenya karena Somalia dianggap tidak bisa mengadili mereka secara benar.
Seluruh keempat terdakwa membantah tuduhan perompakan dalam persidangan itu.
Pengacara mereka, Jared Magolo, menyebut hukuman itu sebagai tidak adil karena mereka telah ditahan selama tiga tahun sebelum persidangan tersebut di penjara keamanan maksimum Kenya dan ia akan meminta persetujuan kliennya untuk naik banding.
Kenya adalah salah satu negara yang bisa mengadili perompak, bersama-sama Seychelles dan Mauritius. Namun, kasus-kasus semacam itu biasanya sulit disidangkan dan memakan waktu lama untuk menyelesaikannya.
Pada Juli, sembilan orang Somalia dijatuhi hukuman di Kenya masing-masing lima tahun penjara karena berusaha membajak kapal dagang Jerman MV Courier di Teluk Aden pada Maret 2009.
Sembilan orang lain Somalia dijatuhi hukuman serupa pada Juni, setelah mereka dinyatakan bersalah membajak sebuah kapal di Teluk Aden pada 2010.
Perompak yang beroperasi di lepas pantai Somalia meningkatkan serangan pembajakan terhadap kapal-kapal di Lautan India dan Teluk Aden meski angkatan laut asing digelar di lepas pantai negara Tanduk Afrika itu sejak 2008.
Kapal-kapal perang asing berhasil menggagalkan sejumlah pembajakan dan menangkap puluhan perompak, namun serangan masih terus berlangsung.
Perairan di lepas pantai Somalia merupakan tempat paling rawan pembajakan di dunia, dan Biro Maritim Internasional melaporkan 24 serangan di kawasan itu antara April dan Juni tahun 2008 saja.
Angka tidak resmi menunjukkan 2009 sebagai tahun paling banyak perompakan di Somalia, dengan lebih dari 200 serangan -- termasuk 68 pembajakan yang berhasil -- dan uang tebusan diyakini melampaui 50 juta dolar.
Kelompok-kelompok bajak laut Somalia, yang beroperasi di jalur pelayaran strategis yang menghubungkan Asia dan Eropa, memperoleh uang tebusan jutaan dolar dari pembajakan kapal-kapal di Lautan India dan Teluk Aden.
Patroli angkatan laut multinasional di jalur pelayaran strategis yang menghubungkan Eropa dengan Asia melalui Teluk Aden yang ramai tampaknya hanya membuat geng-geng perompak memperluas operasi serangan mereka semakin jauh ke Lautan India.
Dewan Keamanan PBB telah menyetujui operasi penyerbuan di wilayah perairan Somalia untuk memerangi perompakan, namun kapal-kapal perang yang berpatroli di daerah itu tidak berbuat banyak, menurut seorang menteri Puntland.
Pemerintah transisi lemah Somalia, yang saat ini menghadapi pemberontakan berdarah, tidak mampu menghentikan aksi perompak yang membajak kapal-kapal dan menuntut uang tebusan bagi pembebasan kapal-kapal itu dan awak mereka.
Perompak, yang bersenjatakan granat roket dan senapan otomatis, menggunakan kapal-kapal cepat untuk memburu sasaran mereka.
Somalia dilanda pergolakan kekuasaan dan anarkisme sejak panglima-panglima perang menggulingkan diktator militer Mohamed Siad Barre pada 1991. Selain perompakan, penculikan dan kekerasan mematikan juga melanda negara tersebut.
Penerjemah: Memet Suratmadi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013