Kita sudah tahu-sama-tahu bahwa lembaga-lembaga survei yang menjamur itu bukanlah lembaga yang murni akademis, tetapi lembaga profesial yang komersial,"
Jakarta (ANTARA News) - Ketua Majelis Syuro Partai Bulan Bintang, Yusril Ihza Mahendra angkat bicara soal lembaga survei bahwa lembaga-lembaga survei yang ada untuk cari keuntungan atau komersial.

"Kita sudah tahu-sama-tahu bahwa lembaga-lembaga survei yang menjamur itu bukanlah lembaga yang murni akademis, tetapi lembaga profesial yang komersial," kata Yusril di Jakarta, Rabu.

Ia tidak memungkiri bahwa dalam bekerja, lembaga-lembaga survei itu menggunakan metode-metode akademis. "Namun aspek komersialnya tidak dapat diabaikan pula," kata dia.

Partai politik atau politisi yang akan berkompetisi, sudah lazim meminta lembaga survei melakukan kegiatannya.

"Tujuannya bukan semata-mata untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan dirinya, tetapi juga untuk membentuk opini publik. Tidak jarang suatu lembaga survei sudah menandatangani kontrak dengan partai politik atau politisi untuk jangka waktu tertentu. Besarnya nilai kontrak tentu sesuai kemampuan partai atau politisi yang bersangkutan. Makin besar uang, makin canggih lembaga surveinya," kata mantan Menteri Hukum dan HAM itu.

‪ Biasanya, kata Yusril, laporan hasil riset ada dua macam. Satu yang benar dan hanya untuk kepentingan internal. Satunya lagi yang tidak benar, dan itu untuk kepentingan publik. "Hasil survei yang tidak benar dan disulap itulah yang dijadikan konsumsi untuk memengaruhi opini publik," kata dia.(*)

Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013