Pontianak (ANTARA News) - Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Provinsi Kalimantan Barat Siti Chadidjah Kaniawati menegaskan orangutan yang ditemukan warga di Dusun Danau, Desa Peniraman, Kabupaten Pontianak, mati karena adanya unsur kekerasan.
"Dari hasil otopsi yang dilakukan, tidak ditemukan adanya penyakit atau tidak ada keluhan patologis. Dan secara umum, orangutan tersebut dapat dinyatakan sehat," kata Siti Chadidjah Kaniawati saat dihubungi di Pontianak, Rabu.
Ia melanjutkan, orangutan jantan itu mati karena adanya fraktur di tengkorak serta trauma fisik lain yang diakibatkan benda tumpul dan benda tajam saat ditangkap masyarakat.
Namun, ia menambahkan, ada tanda-tanda kalau orangutan itu pernah mengalami konflik dengan manusia sebelumnya.
"Terlihat dari adanya temuan peluru senapan angin yang merupakan luka lama dan dalam proses penyembuhan," kata Siti Chadidjah Kaniawati.
Ia melanjutkan, sebelumnya telah meminta dua dokter hewan dari Yayasan International Animal Rescue (IAR) Indonesia untuk membantu menyelamatkan orangutan malang tersebut.
"Tetapi kami mendengar kabar, satu jam sesudahnya, orangutan itu sudah mati. Jadi kami meminta untuk otopsi," ujar dia.
Sementara itu, Hardi Baktiantoro dari Principal Centre for Orangutan Protection mendesak adanya penegakan hukum kepada pihak-pihak yang dengan sengaja menyebatkan kematian orangutan.
"Kementerian Kehutanan hendaknya tidak ragu untuk menegakkan hukum. Sosialisasi perlindungan orangutan tidak bisa lagi dilakukan dengan cara. Penjara adalah ruang kelas terbaik bagi pembunuh orangutan," kata dia.
Ia mencontohkan tim dari Mabes Polri yang menunjukkan tindakan tegas agar masyarakat tidak lagi membunuh orangutan di Kalimantan Timur. "Serial penangkapan dan pemenjaraan 8 orang pada tahun 2012 lalu, merupakan terapi kejut yang sangat efektif. Kini masyarakat Kalimantan Timur memilih untuk menghindar dan menghubungi petugas jika bermasalah dengan orangutan," kata Hardi.
Ia sendiri mencatat kejadian di Desa Peniraman terhadap orangutan bukan yang pertama kali. Pada Desember 2010, ada satu orangutan betina yang dibunuh dengan cara mengikat dan menenggelamkannya ke sungai.
Sebelumnya, seekor orangutan jantan tewas setelah sebelumnya diamankan warga karena dikhawatirkan membahayakan penduduk di Dusun Danau, Desa Peniraman, Kabupaten Pontianak, Selasa (22/10) siang.
Warga tidak menyebut pasti penyebab kematian orangutan tersebut. Bekas luka yang terlihat di tubuh orangutan itu disebutkan warga karena terjatuh dari pohon saat dikejar mereka.
Saat diberi makan, orangutan tersebut tidak mau dan hanya minum sebelum akhirnya mati.
(T011/Z003)
Pewarta: Teguh I Wibowo
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013