Ketika proyek ini (PLTU Batang, red) akan dilaksanakan terdapat kendala pada pembebasan tanah. Sampai pergantian gubernur Jateng pada bulan Agustus lalu, tanah tersebut belum berhasil pembebasannya,"

Semarang (ANTARA News) - Menteri BUMN Dahlan Iskan menyayangkan proyek pembangunan PLTU Batang yang terkendala dengan pembebasan lahan karena sebenarnya merupakan proyek percontohan.

"Ketika proyek ini (PLTU Batang, red) akan dilaksanakan terdapat kendala pada pembebasan tanah. Sampai pergantian gubernur Jateng pada bulan Agustus lalu, tanah tersebut belum berhasil pembebasannya," kata Dahlan Iskan dalam seminar nasional "Here To Be Entrepreneur" yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Administrasi Bisnis Fisip Undip, di Semarang, Rabu.

PLTU Batang, lanjut Dahlan Iskan, ditargetkan menjadi pembangkit listrik terbesar di Indonesia karena satu PLTU dapat menghasilkan 1.000 megawatt dan direncanakan dalam satu lokasi dibangun dua PLTU sehingga menghasilkan 2.000 megawatt.

Selain itu, PLTU Batang juga dirancang memiliki sistem modern yakni menggunakan teknologi Extra Super Critical berbeda dengan PLTU lainnya yang sudah ada di Indonesia.

Untuk PLTU biasa Critical sampai pada 660 derajat celcius atau memiliki tingkat keefisienan yang tinggi.

Dahlan menceritakan proses menggunakan Super Critical yang panasnya di ruang pemanasan suhunya mencapai 600 derajat celcius, sementara Extra Super Critical sampai pada 660 derajat celcius atau memiliki tingkat keefisienan yang tinggi.

Dahlan menceritakan proyek PLTU Batang menjadi urusan BUMN tiga tahun lalu dan masuk dalam Public Privat Patnership (PPP) atau perusahaan milik negara atau milik swasta.

Pemerintah kemudian meminta PLN mengadakan proyek percontohan PPP di Indonesia dan ada lima percontohan proyek di antaranya pengolahan air unggulannya di Jawa Timur dan pembuatan jalan tol.

"Dari lima percontohan proyek yang digunakan PPP tersebut, PLN dengan rencana proyek PLTU Batang yang paling baik penyelesaiannya dan tinggal memulai pembangunan proyek tersebut," katanya.

Namun, kemudian proyek tersebut sudah tidak dipegang oleh BUMN lagi dan dipegang oleh gabungan investor yaitu Perusahaan Sumitomo dan Perusahaan Adaro, Indonesia selaku pemegang izin.

Proyek pembangunan PLTU Batang yang berkekuatan 2X1.000 megawatt diperkirakan membutuhkan total biaya Rp35 triliun dan semula akan dimulai proses pembangunannya pada 6 Oktober 2013, namun akhirnya tertunda karena masalah pembebasan lahan warga.

(N008/R010)

Pewarta: Nur Istibsaroh
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013