"Sentimen pelemahan rupiah masih ada namun cenderung terbatas karena dari sisi fundamental ekspektasi bahwa Federal Reserve menunda stimulus keuangannya menahan penguatan dolar AS lebih tinggi," kata analis pasar uang Monex Investindo Futures, Zulfirman Basir.
Ia menambahkan penundaan stimulus keuangan the Fed masih akan memberi sentimen positif bagi rupiah terhadap dolar AS ke depannya.
Menurut dia, lemahnya publikasi data "non-farm payrolls" membuat investor lebih yakin bahwa bank sentral AS mungkin tidak akan mengubah kebijakannya dalam waktu dekat.
Analis pasar uang Bank Mandiri Renny Eka Putri menambahkan bahwa secara umum sentimen pasar uang domestik masih positif. Namun, ekspektasi pasar terhadap ekspor Indonesia masih cenderung mengalami penurunan.
Menurut dia, menurunnya ekspor akan berdampak pada neraca perdagangan Indonesia (NPI). Pasar akan kembali khawatir terhadap kondisi neraca perdagangan Indonesia.
Meski demikian, lanjut Renny, potensi penguatan rupiah masih terbuka seiring dengan kondisi ekonomi AS yang belum stabil.
Sementara menurut kurs tengah Bank Indonesia hari ini, rupiah berada pada 11.258 per dolar AS, lebih baik dibanding posisi sebelumnya 11.341 per dolar AS.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013