Jakarta (ANTARA News) - Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan Tjandra Yoga Aditama mengatakan jumlah kematian jamaah haji tahun 2013 mengalami penurunan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
"Sampai tanggal 22 Oktober tercatat secara kumulatif ada 139 jamaah meninggal dunia atau 0,82 per 1.000 jemaah, angka ini lebih rendah dari 2012 yaitu 275 orang (1,30 per 1.000) dan 2011 sebanyak 264 orang (1,18 per 1.000) pada periode waktu yang sama," ujar Tjandra yang juga merupakan Ketua Tim Pengawasan Pengendalian Kesehatan Haji 2013 dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.
Tjandra berharap agar rendahnya angka kematian tersebut akan tetap terjaga baik hingga musim haji usai dan seluruh jamaah telah kembali ke kampung halaman masing-masing.
Sementara itu, Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) telah mempersiapkan kembali pelayanan di Madinah setelah kegiatan berhenti sekitar seminggu karena bertugas di Mina.
Dengan fasilitas total 65 tempat tidur maka BPHI Mina telah siap untuk melayani jamaah Haji yang akan berdatangan dari Mekkah mulai 25 Oktober 2013, setelah periode Arafah Mina ini.
Tjandra menyabut untuk mengantisipasi kemungkinan kenaikan kematian jamaah pasca Armina di pondokan (seperti yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya), telah dilakukan diskusi dengan pimpinan dan staf BPHI Madinah dan dihasilkan beberapa rekomendasi.
"Pertama kami melakukan komunikasi intensif antara BPHI dengan dokter kloter, akan ada pertemuan rutin seminggu dua kali membahas masalah kesehatan yang ada. Juga dilakukan komunikasi dengan staf lapangan Kementerian Agama dan pimpinan kloter agar jamaah memperbanyak istirahat sambil menunggu kepulangan," kata Tjandra.
Selain itu, BPHI juga akan melakukan pemeriksaan kesehatan turun langsung ke kloter antara lain dengan menggunakan alat "peak flow meter" untuk menilai kelaikan paru dan "6 minutes walk" untuk kardiovaskuler.
Tjandra mengatakan di BPHI dan Sektor juga disiagakan Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Jantung, Paru dan Syaraf jika ada masalah kesehatan yang berat.
Selain mengantisipasi peningkatan pelayanan kesehatan, BPHI Medinah juga mulai bersiap mengatur pemulangan jamaah haji, khususnya kelaikan terbang bagi jamaah yang sakit atau tidak terlalu fit.
"Hal ini perlu koordinasi cukup rumit antara Rumah Sakit Arab Saudi, BPHI Madinah, BPHI Jeddah karena sebagian jamaah akan pulang melalui Jeddah dan pengelola penerbangan baik pihak kesehatannya maupun teknis penerbangan, kursi duduk untuk orang sakit serta kebijakan bandara di Arab Saudi," papar Tjandra.
(A043/Z003)
Pewarta: Arie Novarina
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013