Gejolak harga komoditas sepanjang tahun 2023 telah berdampak terhadap harga saham-saham perusahaan portofolio utama Saratoga

Jakarta (ANTARA) - Perusahaan investasi PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) mencatatkan Nilai Aset Bersih atau Net Asset Value (NAV) senilai Rp48,9 triliun pada tahun 2023, atau menurun 20 persen year on year (yoy) dibandingkan capaian tahun 2022.

“Gejolak harga komoditas sepanjang tahun 2023 telah berdampak terhadap harga saham-saham perusahaan portofolio utama Saratoga, yaitu PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA). Fluktuasi harga saham itu ikut berdampak terhadap NAV Saratoga pada akhir tahun,” ujar Direktur Investasi Saratoga Devin Wirawan dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa.

Namun demikian, Devin optimistis melalui fundamental baik yang dimiliki, perusahaan portofolio seperti ADRO dan MDKA akan mampu mencapai pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan dan menguntungkan ke depan.

“Apalagi, dua entitas tersebut berada di sektor strategis, yaitu komoditas batu bara, emas, nikel dan juga bisnis hilirisasi komoditas, yang berdampak langsung terhadap perekonomian global maupun domestik,” ujar Devin.

Ia melanjutkan, perseroan berhasil mengoptimalkan kinerja perusahaan-perusahaan portofolionya melalui capaian dividen dan hasil divestasi yang menguntungkan, tercermin dari arus kas dividen dan divestasi mencapai level tertinggi senilai Rp3,9 triliun di akhir tahun 2023.

“Dengan dana kas itu, kami mempunyai kapasitas yang luas untuk melakukan berbagai inisiatif strategi investasi, baik di tahun 2023 maupun pada tahun-tahun yang akan datang,” ujar Devin.

Dalam kesempatan sama, Direktur Keuangan Saratoga Lany D Wong menyebut perseroan berhasil memperkuat likuiditas internal pada 2023, terlihat dari penurunan posisi utang yang juga berdampak terhadap terpangkasnya biaya bunga hingga 49 persen pada 2023.

“Berdasarkan posisi 31 Desember 2023, kami menurunkan utang bersih hingga 62 persen menjadi Rp263 miliar, dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp688 miliar. Kami juga berhasil menjaga rasio biaya dan utang tetap berada pada tingkat yang sehat,” ujar Lany.

Ia menyebut, biaya operasional terhadap NAV masing-masing sebesar 0,5 persen dan loan to value menjadi 0,4 persen pada tahun 2023, dari sebelumnya 1,1 persen pada tahun 2022.

Lanjutnya, perseroan pada tahun ini akan terus aktif menjalankan strategi investasinya, yang sejalan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tetap positif.

“Kami akan tetap fokus meningkatkan investasi di sektor ekonomi yang memberikan kontribusi besar terhadap ekonomi Indonesia. Salah satu strateginya adalah memperkuat investasi di portofolio yang sudah ada atau menambah portofolio baru yang memiliki prospek pertumbuhan bisnis yang baik dalam jangka panjang,” ujar Lany.


Baca juga: Saratoga akan fokus investasi di sektor energi hijau dan kesehatan
Baca juga: PTBA siapkan strategi jadi perusahaan energi dan kimia kelas dunia
Baca juga: Kementerian ESDM tolak 51 RKAB perusahaan batu bara pada 2023

Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2024