Ketersediaan ini kami perkirakan masih cukup untuk memenuhi kebutuhan beras masyarakat pada Ramadhan hingga Hari Raya Idul Fitri. Ke depan kami juga akan melakukan pemantauan di kapanewon (kecamatan) lain di Kabupaten Sleman.

Sleman (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Sleman melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) bersama Bank Indonesia Perwakilan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan TPID DIY memantau ketersediaan beras di Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Sanggartani Ngemplak, Selasa.

Rombongan pemantauan yang dipimpin Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo ini memastikan ketersediaan bahan pokok khususnya beras menjelang Lebaran 2024.

Kustini Sri Purnomo mengatakan berdasarkan hasil pemantauan, saat ini terdapat sekitar 13 ton stok beras dan stok gabah kering sebesar 33 ton di Gapoktan Sanggartani.

"Ketersediaan ini kami perkirakan masih cukup untuk memenuhi kebutuhan beras masyarakat pada Ramadhan hingga Hari Raya Idul Fitri. Ke depan kami juga akan melakukan pemantauan di kapanewon (kecamatan) lain di Kabupaten Sleman," katanya.

Baca juga: Pemerintah perpanjang kenaikan HET beras premium hingga April 2024

Menurut dia, Pemkab Sleman akan terus mengontrol harga beras agar tidak meroket dan saat ini berkisar Rp14.000 per kilogram (kg) untuk medium dan Rp15.000 per kg untuk beras premium.

"Meskipun ketersediaan mencukupi, kami tetap mengimbau masyarakat untuk membeli bahan pangan atau sembako secukupnya," katanya.

Kepala Biro Administrasi Perekonomian dan Sumber Daya Alam Sekretariat Daerah DIY Yuna Pancawati mengatakan harga beras premium dan medium di pasaran tentu menurun dibanding sebelumnya, karena dengan panen raya tentu berdampak pada harga dan ketersediaan beras menjelang lebaran.

"Sejalan dengan apa yang dikatakan Bupati Sleman, harga saat ini telah mengalami penurunan dibandingkan sebelumnya. Tentu ini adalah pengaruh dari panen raya yang berdampak baik pada ketersediaan dan harga yang terkontrol," katanya.

Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2024