Banjarmasin (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan Masterplan Percepatan dan Perluasan Ekonomi Indonesia (MP3EI) bukan hanya sekedar rencana di kertas tanpa implementasi.
"Masterplan bukan sekedar macam opong, bukan kertas kosong, itu riil.," kata Presiden saat memberikan sambutan dalam peletakan batu pertama dan peresmian proyek-proyek MP3EI di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Rabu.
Dalam kesempatan itu Presiden melakukan ground breaking proyek-proyek MP3EI dengan total investasi Rp4,8 triliun dan sepuluh proyek yang diresmikan pengoperasiannya dengan total nilai Rp11,3 triliun.
Presiden menegaskan, penetapan berbagai sektor prioritas beserta target-target pertumbuhannya, telah diuji kelayakannya. MP3EI disusun dengan melibatkan para pemangku kepentingan, baik pemerintah, para akademisi, masyarakat, swasta, dan bisnis.
MP3EI menurut Presiden juga diakui oleh negara-negara lain sebagai cetak biru yang memberikan kejelasan pembangunan Indonesia ke depan. "Ini bagus indonesia tahu mau kemana hingga tahun 2025," katanya.
Presiden mengatakan ada dua alasan utama perlunya cetak biru MP3EI tersebut. Pertama untuk menyambut terintegarsinya ekonomi ASEAN pada 2015 dan Asia Pasifik pada 2020 nanti.
Indonesia, menurut Presiden, membutuhkan cetak biru pembangunan guna menghubungkan perekonomian di seluruh daerah.
Cetak biru dalam perekonomian dibutuhkan mengingat Indonesia merupakan negara kepulauan yang besar, jauh lebih besar dari negara ASEAN lainnya dengan ribuan pulau yang belum terhubung terintegrasi dalam perekonomian domestik yang kuat. Hal itu menjadi kelemahan Indonesia dalam menghadapi integrasi di kawasan.
Kedua menurut dia MP3EI dibutuhkan untuk mengurangi kesenjangan pembangunan antara Jawa dan luar Jawa. Dengan MP3EI, pembangunan di luar Jawa dipacu, sehingga lebih merata, dan masyarakat luas dapat meningkat kesejahteraannya.
Menteri Koordinator Perekonomiuan Hatta Rajasa mengatakan, sejak diluncurkan 2011, saat ini investasi yang telah melakukan `groundbreaking` mencapai Rp737,9 triliun yang terdiri atas 259 proyek, dimana 104 adalah proyek investasi sektor riil di 22 bidang ekonomi yang diprioritaskan dan 155 adalah proyek infrastruktur.
Proyek-proyek investasi tersebar di enam koridor ekonomi MP3EI dengan rincian Rp276,8 triliun berlokasi di koridor di Jawa, Rp213 triliun di koridor Sumatera, Rp178,1 triliun di koridor ekonomi Kalimantan, Rp 23,6 triliun di koridor Sulawesi, Rp47,6 triliun di koridor Bali - Nusa Tenggara dan Rp99,5 triliun di koridor Papua dan Kepulauan Maluku.
Sementara itu, seusai melakukan groundbreaking dan peresmian proyek MP3EI, Presiden Yudhoyono dan Ibu Negara Ani Yudhoyono, menyempatkan diri menanam pohon ulin di depan Kantor Gubernur Kalimantan Selatan di Banjarbaru.
Pewarta: Muhammad Arief Iskandar
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2013