"Kepercayaan umat Hindu, jasad yang belum diaben arwahnya masih berada di kuburan. Oleh karena itu, saat merayakan hari raya besar seperti Galungan, umat Hindu menggelar tradisi `munjung` untuk mengunjungi kuburan sanak keluarga dengan membawa sesajen," kata Ketua Paruman Walaka (Cendekiawan) Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Buleleng, Dewa Nyoman Suardana, di Singaraja.
Sejumlah kuburan di Singaraja seperti di Desa Pakraman Buleleng yang terletak di Jalan Gajah Mada, Setra Banyuning di Jalan Gempol, dan Setra Desa Pakraman Penarukan, sejumlah umat Hindu menghaturkan sesajen yang disebut "punjung" berupa buah dilengkapi hiasan bunga serta janur.
"Punjung" yang dibawa, dikhususkan bagi orang yang telah meninggal dan diletakkan di atas gundukan tanah kuburan.
Selain mengunjungi kuburan dengan membawa sesajen, mereka juga mendoakan sanak keluarganya yang masih dikubur agar tenang di alam baka.
Menurut dia, selain membawa sesajen, biasanya sanak keluarga juga membawa makanan kesukaan almarhum yang dihaturkan secara simbolis di atas gundukan tanah.
Pewarta: Dewa Wiguna
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013