Jakarta (ANTARA) - Kementerian Keuangan menyatakan keputusan lembaga pemeringkat Fitch kembali mempertahankan peringkat (rating) kredit Indonesia pada posisi BBB dengan outlook stabil mencerminkan kesuksesan Indonesia mencapai konsolidasi fiskal yang cepat.
“Keputusan ini mencerminkan kesuksesan Indonesia dalam mencapai konsolidasi fiskal yang cepat, didukung oleh pertumbuhan pendapatan yang solid, kebijakan yang terkalibrasi dengan baik, serta stabilitas ekonomi dan kondisi eksternal yang stabil pasca pemulihan dari pandemi,” kata Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan Deni Surjantoro di Jakarta, Senin.
Fitch menilai Indonesia memiliki prospek pertumbuhan yang positif dalam jangka menengah, didukung oleh stabilitas ekonomi dan rasio utang pemerintah yang relatif rendah terhadap produk domestik bruto (PDB). Namun, pendapatan negara dan indikator struktural yang masih relatif lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara peers 'BBB' masih menjadi tantangan bagi Indonesia.
Fitch juga memproyeksikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap solid, didorong oleh investasi domestik yang kuat dan konsumsi dalam negeri yang stabil.
Ke depannya, Fitch memperhitungkan bahwa pendapatan pemerintah berpotensi meningkat seiring waktu.
Keputusan untuk mempertahankan outlook stabil mencerminkan keyakinan Fitch bahwa Indonesia mampu menjaga stabilitas makroekonomi dalam jangka pendek. Dengan demikian, prospek ke depan bagi Indonesia tetap stabil. Selain itu, afirmasi penilaian dari Fitch juga merupakan bukti konkret bahwa stabilitas politik dan kebijakan di Indonesia tetap terjaga dengan baik di masa pemilihan umum.
“Pemerintah tetap waspada terhadap risiko global dan menerapkan kebijakan fiskal yang sehat dan berkelanjutan. Pemerintah juga terus berkomitmen dalam melindungi daya beli masyarakat, mengendalikan inflasi, dan mempertahankan momentum pemulihan ekonomi,” ujar Deni.
Baca juga: BI: Fitch tahan rating kredit BBB bukti keyakinan atas stabilitas RI
Baca juga: Kemenkeu pantau ekonomi global untuk jaga surplus perdagangan RI
Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2024