perlu pembuktian apa ada campur tangan orang lain

Jakarta (ANTARA) - Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Pol Gidion Arif Setyawan mengatakan keberadaan tali yang terikat di tangan korban bunuh diri satu keluarga di Apartemen Teluk Intan Penjaringan menjadi kunci penyidikan dan pengungkapan kasus tersebut.

"Ini menarik, ada tali di tangan keempat korban dan siapa yang menentukan si ibu berpasangan dengan anak laki dan bapak dengan anak perempuan," kata Kombes Pol Gidion Arif Setyawan di Jakarta, Senin.

Menurut dia ini perlu pembuktian apa ada campur tangan orang lain dalam aksi bunuh diri ini atau ada yang menginisiasi agar mengikatkan tali ke tangan korban.

"Anak tentu tidak mungkin menginisiasi bunuh diri atau mengikatkan tali sebelum melakukan aksi bunuh diri ini," kata dia

Ia mengatakan keberadaan tali ini satu terikat dan satu terlepas dari tangan korban yang lain.

"Makanya kami lakukan pemeriksaan laboratorium forensik terkait tali itu. Apa ada DNA lain di barang bukti tersebut," kata dia.

Menurut dia tali ini menjadi peralatan terakhir yang digunakan keempat korban untuk terjun dari lantai paling atas Apartemen Teluk Intan Penjaringan.

Menurut dia dalam kasus bunuh diri yang kerap terjadi biasanya ada pesan yang ditinggalkan korban baik secara digital atau tulisan.

Namun dalam kasus ini, lanjutnya tidak ada jejak yang ditinggalkan bahkan telepon korban dalam kondisi rusak parah dan sulit untuk diekstrak untuk mendapatkan bukti digital.

"Kami sudah periksa 12 saksi dan menunggu keterangan forensik dan jika sudah lengkap akan diumumkan kepada publik terkait motif ini dan lainnya," kata dia.

Sebelumnya Kapolsek Metro Penjaringan Kompol Agus Ady Wijaya mengatakan keempat korban bunuh diri di Apartemen Teluk Intan Penjaringan Jakarta sudah mempersiapkan diri untuk melakukan aksi nekat tersebut.

"Persiapan itu terlihat dari gerak gerik mereka di CCTV sebelum melakukan aksi bunuh diri," kata Kompol Agus.

Ia mengatakan dari hasil rekaman kamera pemantau keempat korban menyebutkan, mereka adalah satu keluarga terdiri pria berinisial AE dan istrinya AIL serta dua anak mereka satu lelaki berinisial JWA (13) dan perempuan JL (16).
Baca juga: Kasus Penjaringan pengingat pentingnya dukungan kerabat dan masyarakat
Baca juga: Dukungan masyarakat pada orang depresi penting untuk cegah bunuh diri
Baca juga: Pakar: Kasus bunuh diri sekeluarga di Jakut layak disebut kasus pidana

Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2024