sekarang musim panen, nanti kalau sudah musim paceklik lagi dan para peternak membutuhkan jagung lagi, pada waktu itu kita adakan lagi
Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengatakan rekomendasi pemberhentian izin impor jagung diberlakukan mulai pekan ini karena telah memasuki musim panen raya jagung.
Bayu menyampaikan impor jagung sebelumnya dilakukan karena para peternak mengalami kesulitan akibat mahalnya harga jagung untuk pakan. Kini setelah harga turun, Pemerintah pun akan menutup keran impor agar harga jagung di tingkat petani tidak anjlok.
"Pelarangan impor jagung baru keluar minggu ini, baru keluar sekarang. Jadi yang kemarin, Januari-Februari sudah ada beberapa shipment jagung dan itu atas permintaan pemerintah dan masyarakat karena harga jagung terlalu mahal," ujar Bayu dalam diskusi "Bicara BUMN" di Jakarta, Senin.
Bayu menyebutkan impor jagung yang telah dilakukan oleh Bulog merupakan pengadaan untuk membantu peternak kecil dan pabrik pakan untuk peternak ayam broiler. Jagung tersebut telah diserap oleh para peternak dan bukan untuk komersil.
Lebih lanjut, izin impor jagung sendiri berlaku selama satu tahun ke depan. Menurutnya, surat izin ini masih bisa digunakan di masa mendatang apabila terjadi musim paceklik lagi.
Baca juga: Mentan: Keran impor jagung ditutup demi maksimalkan penyerapan
Baca juga: Kementan sebut 4,05 juta ton jagung produksi petani harus diserap
"Pemerintah menghentikan, kita berhenti tapi kan izinnya yang diterima Bulog adalah selama satu tahun. Jadi kita tunggu nanti, sekarang musim panen, nanti kalau sudah musim paceklik lagi dan para peternak membutuhkan jagung lagi, pada waktu itu kita adakan lagi," katanya.
Diketahui, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman kembali menegaskan tidak akan memberi rekomendasi izin impor jagung demi memaksimalkan penyerapan, sebab saat ini para petani di banyak sentra tengah menggelar panen raya.
Amran mengatakan sejak harga jagung turun para petani di banyak tempat merugi karena tak dapat menutupi modal tanam.
Oleh karena itu, lanjut Amran, kebijakan untuk tidak impor adalah jalan keluar sekaligus solusi pasti dalam menjaga produksi dan kesejahteraan petani dalam negeri.
Selain menutup keran impor, Mentan juga meminta Perum Bulog bersama Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) segera memaksimalkan penyerapan sehingga harga jagung di tingkat petani tak anjlok.
Baca juga: Bapanas: Impor jagung disetop demi serap hasil produksi dalam negeri
Baca juga: GPMT dan Pinsar komitmen dukung Kementan jaga harga jagung tak anjlok
Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024