Pada tahun 2024, Pemerintah meningkatkan target investasi yang masuk menjadi Rp1.650 triliun,
Jakarta (ANTARA) -
Investasi yang solid menjadi salah satu modal penting untuk memacu pertumbuhan ekonomi Indonesia guna mewujudkan visi Indonesia menjadi negara maju pada 2045.

Peningkatan penanaman modal di Indonesia, baik dari luar maupun dalam negeri, akan menjadi sumber energi baru bagi pengembangan sektor-sektor perekonomian dan pembangunan.

Industri manufaktur, pariwisata, infrastruktur, perdagangan, transportasi, dan sektor lainnya akan makin bergeliat karena mendapat tambahan stimulus modal yang membantu kemajuan sektor-sektor tersebut.

Aliran investasi yang masuk ke dalam negeri pun turut mendorong pertumbuhan perekonomian Indonesia pada tahun 2023 yang mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,05 persen (yoy) di tengah ketidakpastian perekonomian global.

Pertumbuhan ekonomi yang kuat itu ditopang oleh aktivitas permintaan domestik yang masih kuat, khususnya aktivitas konsumsi dan investasi.

Pada 2023, realisasi investasi di Indonesia mencapai Rp1.418,9 triliun, melebihi target yang ditetapkan oleh Presiden RI Joko Widodo sebesar Rp1.400 triliun atau 101,3 persen. Melalui investasi itu, sebanyak 1.823.543 tenaga kerja dapat terserap.

Menurut Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, capaian investasi tahun 2023 meningkat 17,5 persen secara tahunan (yoy/year on year) daripada capaian sepanjang 2022 yang tercatat sebesar Rp1.207,2 triliun.

Realisasi investasi tersebut mencakup realisasi penanaman modal asing (PMA) senilai Rp744,0 triliun atau setara 52,4 persen dari total realisasi investasi, dan realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp674,9 triliun atau mencapai 47,6 persen.

Selanjutnya, pada 2024 pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan berada dalam rentang 4,7-5,5 persen, dan salah satu pendukungnya adalah peningkatan investasi khususnya bangunan sejalan dengan berlanjutnya pembangunan proyek strategis nasional (PSN) termasuk Ibu Kota Nusantara (IKN).

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini juga akan didukung oleh permintaan domestik terutama dengan berlanjutnya pertumbuhan konsumsi, termasuk dampak positif penyelenggaraan pemilihan umum (pemilu) dan makin berkembangnya aktivitas ekonomi pascapandemi COVID-19.

Pada tahun 2024, Pemerintah Indonesia meningkatkan target investasi yang masuk ke dalam negeri menjadi sebesar Rp1.650 triliun.

Untuk merealisasikannya, Pemerintah akan melakukan berbagai upaya, di antaranya menerapkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) terkait Cipta Kerja, Undang-undang (UU) Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan, UU Nomor 1 Tahun 2022 tentang Hubungan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah (HKPD).

Selain itu, Pemerintah juga akan melanjutkan hilirisasi sumber daya alam dan pembangunan Ibu Kota Nusantara.

Beberapa komoditas akan melalui proses hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambahnya, seperti kelapa sawit yang diolah menjadi bahan bakar ramah lingkungan dan nikel yang dimanfaatkan sebagai salah satu bahan dalam proses pembuatan baterai kendaraan listrik. Berbagai upaya hilirisasi sumber daya alam dapat menjadi lahan investasi yang menarik bagi para investor.

Selain itu, pada tahun ini Pemerintah juga fokus pada pembangunan Ibu Kota Nusantara untuk mewujudkan pemerataan pembangunan dan peningkatan perekonomian di luar Jawa.

Berbagai kegiatan pembangunan infrastruktur yang dikerjakan pemerintah juga akan mempermudah akses, meningkatkan konektivitas, dan memperlancar distribusi logistik. Hal ini akan mempermudah proses bisnis di Tanah Air sehingga menjadi daya tarik bagi investor untuk lebih banyak menanamkan modalnya di dalam negeri.

Di samping itu, guna menciptakan iklim investasi yang kondusif, Pemerintah juga telah memberikan kemudahan berbisnis di Tanah Air dan pengurangan pajak berupa super deduction tax dan tax holiday serta reformasi struktural dalam Omnibus Law.

Dengan demikian, Pemerintah berupaya menjemput bola untuk menjadikan Indonesia kian menarik bagi investor untuk menanamkan modal dan mengembangkan bisnisnya di Tanah Air.

Di sisi lain, Indonesia menarik bagi investor karena stabilitas perekonomian yang terjaga. Di tengah perlambatan ekonomi global dan ketidakpastian pasar keuangan dunia, Indonesia tampil dengan mencatatkan pertumbuhan ekonomi yang tangguh. Aktivitas ekonomi terus berlanjut bangkit pascapandemi COVID-19. Pemilu 2024 juga berlangsung damai dan kondusif.

Optimisme investor

Sejalan dengan mulai meredanya ketidakpastian pasar keuangan global dan terjaganya optimisme investor terhadap prospek ekonomi domestik, posisi Kewajiban Finansial Luar Negeri (KFLN) Indonesia juga meningkat.

Posisi KFLN Indonesia pada akhir triwulan IV-2023 meningkat 3,8 persen (quarter to quarter/qtq) menjadi 744,9 miliar dolar AS dari 717,3 miliar dolar AS pada akhir triwulan III-2023.

Peningkatan KFLN tersebut terutama bersumber dari aliran masuk modal asing pada investasi langsung dan investasi portofolio sebagai cerminan tetap terjaganya persepsi positif investor dan iklim investasi yang kondusif.

Peningkatan posisi KFLN juga dipengaruhi oleh pelemahan nilai tukar dolar AS terhadap mayoritas mata uang global, termasuk rupiah, dan kenaikan harga saham di Indonesia.

Posisi Aset Finansial Luar Negeri (AFLN) Indonesia juga meningkat terutama ditopang oleh kenaikan cadangan devisa.

Posisi AFLN pada akhir triwulan IV-2023 tercatat sebesar 484,6 miliar dolar AS atau tumbuh 4,1 persen (qtq) dari 465,4 miliar dolar AS pada akhir triwulan sebelumnya.

Hampir seluruh komponen AFLN mencatat peningkatan posisi, dengan peningkatan terbesar pada aset cadangan devisa diikuti oleh investasi langsung, investasi portofolio, dan investasi lainnya dalam bentuk pinjaman.

Peningkatan posisi AFLN juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan nilai tukar dolar AS terhadap beberapa mata uang negara penempatan aset.

Stabilitas makroekonomi

Lembaga pemeringkat kredit internasional Fitch menilai ekonomi Indonesia akan tumbuh 4,9 persen pada 2024 didukung oleh konsumsi domestik dan investasi yang solid, di tengah pelemahan ekspor sejalan dengan pertumbuhan ekonomi global yang melambat.

Pasca-Pemilu 2024, implementasi kebijakan struktural seperti pembangunan Ibu Kota Nusantara, kebijakan hilirisasi komoditas, dan pengembangan industri kendaraan listrik akan terus berlanjut.

Kebijakan moneter dan fiskal yang diarahkan untuk menjaga stabilitas makroekonomi juga turut mendukung akselerasi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 5,3 persen pada 2025.

Di sisi eksternal, transaksi berjalan diperkirakan mencatat defisit sebesar satu persen pada 2024 dan 1,8 persen pada 2025 seiring pelemahan ekonomi global dan penurunan harga komoditas.

Penanaman modal asing (PMA) diproyeksikan meningkat didukung kelanjutan aktivitas hilirisasi yang diharapkan dapat memberikan nilai tambah terhadap ekspor komoditas dan mendorong peningkatan ekspor manufaktur.

Dalam jangka menengah, keberlanjutan kebijakan hilirisasi diharapkan dapat mengurangi kerentanan sektor eksternal melalui peningkatan ekspor manufaktur dan peningkatan PMA.

Target investasi yang dicanangkan Pemerintah pada 2024 diperkirakan dapat terealisasi setelah terpilihnya Presiden dan Wakil Presiden RI pada Oktober 2024.

Dengan mengoptimalkan investasi yang masuk ke dalam negeri, aktivitas dan pertumbuhan perekonomian di Tanah Air bakal makin tumbuh ekspansif.




Editor: Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024