Deputi Bidang Kebijakan Pembangunan BRIN Mego Pinandito mengatakan pertumbuhan populasi global, gangguan iklim, polusi air, dan ketimpangan akses terhadap air bersih memerlukan peralihan ke praktik pengelolaan air berkelanjutan.
"Dengan memahami aliran air di dalam DAS dan menerapkan langkah-langkah seperti dataran banjir dan penyangga alami, kita dapat meminimalkan dampak banjir dan kekeringan. Ini melindungi masyarakat, infrastruktur, dan lahan pertanian " kata Mego di Jakarta, Senin.
Daerah aliran sungai yang terkelola secara baik mampu mendorong efisien biaya. Bahkan, optimalisasi penggunaan air juga dapat mengurangi kehilangan air akibat penguapan dan kebocoran.
Kepala Pusat Riset Limnologi dan Sumber Daya Air BRIN Hidayat menuturkan pengelolaan daerah aliran sungai terpadu menghadirkan solusi holistik terhadap tantangan air yang manusia hadapi.
Menurutnya, strategi pengelolaan air yang proaktif terbukti mengurangi risiko bencana, melindungi masyarakat, dan menumbuhkan ketahanan regional.
Aksi kolaborasi, keterlibatan masyarakat, dan pendanaan berkelanjutan sangat diperlukan untuk menjamin keamanan air jangka panjang dan lingkungan yang sehat. Hal ini mencakup praktik konservasi tanah dan air yang mencegah erosi, meminimalkan limbah, dan mendorong siklus air yang berkelanjutan.
Baca juga: BRIN tekankan pentingnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan DAS
Baca juga: Pengelolaan DAS secara mikro bisa kurangi kendala kewilayahan
Baca juga: Pemerintah sepakati rencana aksi kelola sampah DAS Citarum 2022-2025
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2024