Musirawas, Sumatera Selatan (ANTARA News) - Bendungan Sungai Lakitan, Kecamatan Selangit, Kabupaten Musirawas, Sumatera Selatan, yang kapasitasnya bisa untuk mengairi sawah seluas 9.697 hektare akan mulai difungsikan tahun depan.
Pada Desember 2013 akan dilakukan ujicoba terakhir, sedangkan sebelumnya dua kali dilakukan uji coba hasilnya cukup baik, kata Kepala Satuan Kerja (Satker) pembangunan Bendungan Sungai Lakitan, Khairul Huda, Selasa.
Bendungan yang dibangun di bawah tanggung jawab Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) VII Sumatera Bagian Selatan itu dikerjakan mulai 2006 dan selesai 2009 dengan menghabiskan dana sekitar Rp200 miliar.
Sedangkan pembangunan jaringan irigasi primer, sekunder, dan tersier menghabiskan dana sekitar Rp60 miliar, di samping ada pekerjaan tambahan pengendalian sampah pada 2013 seluruhnya Rp11 miliar.
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Musirawas, Suharto, melalui Kabid Produksi Tohirin mengatakan, dengan berfungsinya bendungan Sungai Lakitan itu, maka bendungan irigasi teknis di wilayah itu saat ini ada dua setelah Bendungan Sungai Kelinggi yang dibangun kolonial Belanda pada 1941.
Bendungan Sungai Kelinggi itu bisa mengairi areal sawah seluas 12 ribu hektare dengan debit ait rata-rata 6,7 meter kubik per detik.
Jaringan irigasi air Kelinggi itu dibuat sejak zaman kolonial Belanda dan saat ini masih dalam kondisi baik, namun gangguannya adalah menjamurnya tambak kolam air deras, ujarnya.
Bupati Musirawas H Ridwan Mukti minta Bendungan Sungai Lakitan yang terletak sekitar 35 kilometer dari Kota Lubuklinggau itu bisa segera berfungsi untuk memenuhi kebutuhan irigasi masyarakat.
Ribuan petani di beberapa kecamatan di Musirawas sudah menunggu mengalirnya air irigasi bendungan karena sawah mereka saat ini kesulitan mendapatkan air.
Luas areal sawah petani yang berfungsi dan terancam kekeringan diperkirakan 1.000 ha, sementara areal sawah tadah hujan dan sawah baru luasnya di atas 5.000 hektare.
Pewarta: Zulkifli Lubis
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013