Mukomuko (ANTARA) - Seorang bocah bernama Rafa (4) yang hanyut di saluran irigasi Air Manjuto, Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, ditemukan dalam keadaan meninggal dunia, Minggu, demikian Kapolsek Lubuk Pinang Ipda Otorius Gea.
"Anggota Polsek Lubuk Pinang bersama dengan masyarakat melakukan pencarian dan menemukan jasad Rafa (4) korban tenggelam di saluran irigasi Air Manjuto,” kata Kapolsek Lubuk Pinang Ipda Otorius Gea saat dihubungi dari Mukomuko, Minggu.
Ia mengatakan, pencarian satu orang hilang tenggelam di saluran irigasi Air Manjuto setelah anggota piket Polsek Lubuk Pinang mendapatkan laporan dari salah satu warga Desa Lubuk Pinang.
Ia mengatakan, kronologis kejadian hari Minggu pagi sekitar Pukul 09.30 WIB datang seorang warga Desa Lubuk Pinang melaporkan bahwa ada anak laki-laki yang berusia sekitar 4 tahun hanyut dan tenggelam di saluran irigasi Air Manjuto di wilayah ini.
Kemudian, katanya, dilakukan pencarian selama lebih kurang dua jam oleh anggota Polsek Lubuk Pinang bersama sejumlah warga masyarakat di wilayah Kecamatan Lubuk Pinang.
Akhirnya, katanya, anak laki-laki yang sebelumnya hanyut tenggelam tersebut ditemukan di ujung saluran irigasi tempat pertama kali anak tersebut hanyut tenggelam dalam keadaan tanpa menggunakan pakaian.
Kemudian anak tersebut langsung di bawa ke Puskesmas Lubuk Pinang untuk di lakukan pemeriksaan, setelah diperiksa oleh dokter anak tersebut dinyatakan telah meninggal dunia karena kekurangan oksigen.
"Tindakan selanjutnya warga dan anggota Polsek Lubuk Pinang membawa jenazah ke Puskesmas Lubuk Pinang yang berada tidak jauh dari lokasi tersebut," ujarnya pula.
Setelah pihaknya berkoordinasi dengan pihak Puskesmas Lubuk Pinang, dan setelah dinyatakan meninggal oleh dokter, selanjutnya korban langsung di bawa oleh keluarganya ke rumah korban.
Baca juga: Bocah 10 tahun di Tanggamus Lampung hanyut terseret ombak
Baca juga: Petugas gabungan temukan bocah hanyut di KBT dalam kondisi meninggal
Baca juga: Gulkarmat cari seorang bocah diduga terbawa arus di Ulujami Jaksel
Pewarta: Ferri Aryanto
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024