Pada dasarnya pemerintah daerah sangat mendukung hadirnya investor asal China
Sorong (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya (Pemprov PBD) sangat mendukung rencana pembangunan smelter nikel dan pabrik pembuatan baja di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sorong oleh investor asal China.
Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan George Yarangga di Sorong, Minggu, menjelaskan dukungan pemerintah atas kehadiran investor untuk berinvestasi di KEK Sorong tentunya sangat penting guna mendorong pertumbuhan ekonomi dan sekaligus mengoptimalkan KEK Sorong yang telah diberi peringatan oleh pemerintah pusat.
"Pada dasarnya pemerintah daerah sangat mendukung hadirnya investor asal China," jelasnya.
Dia menyebutkan, Penjabat Gubernur Papua Barat Daya Muhammad Musa'ad telah berkomitmen supaya KEK Sorong ini bisa dioptimalkan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di kawasan Papua.
"Sehingga menjadi penting supaya kita kita bisa bersinergi dengan baik, agar pembangunan smelter nikel dan pabrik baja di KEK Sorong bisa berjalan dengan baik," katanya.
Sebagai upaya konkret pembangunan itu, Pemerintah Papua Barat Daya bersama Pemerintah Kabupaten Sorong dan Direktur Utama PT Sheng Wei New Energy Tecnology Mr Ru Guo Sheng, Direktur Utama Perusda PT Malamoi Olom Wobok serta Direktur PT Sino Consultant Investment Indonesia Adriana Imelda Daat telah melakukan pertemuan terbatas di Kota Sorong pada 16 Maret 2024 guna membahas persiapan rencana peletakan batu pertama pembangunan pabrik smelter di KEK Sorong.
Menurut dia, ini merupakan peluang besar bagi KEK Sorong untuk bertumbuh dan berkembang ke arah yang lebih baik, maka Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya bersama Pemerintah Kabupaten Sorong berkolaborasi menyiapkan segala hal yang menjadi syarat pembangunan smelter itu.
"Ketika ada masalah dalam proses investasi itu harus kita bertemu dan bisa diselesaikan dengan intervensi pemerintah supaya proses percepatan investasi ground breaking pabrik smelter ini dapat berjalan dengan baik," kata George.
Direktur Utama PT Sino Consultant Investment Indonesia Adriana Imelda Daat mengatakan pembangunan dua pabrik besar itu oleh PT Sheng Wei New Energy Technology dan satu perusahaan asal China lainnya menelan anggaran senilai Rp75 triliun yang merupakan investasi dari perusahaan China.
"Investasi senilai Rp75 triliun untuk pembangunan pabrik smelter nikel serta pabrik pembuatan baja dengan menggunakan metode ekonomi hijau," bebernya.
Adriana selaku Direktur Utama perusahaan consultan mengatakan sebenarnya telah mendatangkan investor sejak 2023 lalu. Namun kedatangan pihak investor kali ini, lebih kepada melihat kondisi terkini terkait ketersediaan bahan baku serta fasilitas penunjang pembangunan dua pabrik itu di KEK Sorong.
"Kalau untuk mendatangkan investor sendiri, kami selaku fasilitator sudah sejak tahun lalu. Hanya kali ini mereka datang dengan kondisi siap berinvestasi sekaligus melihat kondisi ketersedian bahan baku, kemudian fasilitas sarana prasarana infrastruktur," bebernya.
Dia mengakui bahwa dari hasil peninjauan di KEK Sorong, pihak investor telah memastikan kawasan itu sudah layak dijadikan tempat berinvestasi.
Kebutuhan tenaga kerja pada dua pabrik yang akan di bangun di KEK Sorong, sebanyak 3000 orang yang akan diterima secara bertahap. Orang asli Papua lebih banyak direkrut untuk bekerja di KEK Sorong
"Diperkirakan untuk tahap awal membutuhkan sebanyak 3.000 tenaga kerja, namun akan direkrut secara bertahap. Kami berharap tenaga kerja putra daerah bisa lebih banyak dilibatkan," harapnya.
Dia yakin adanya pembangunan pabrik smelter nikel dan pabrik pembuatan baja ini akan mampu meningkatkan perekonomian daerah serta membuka lapangan pekerjaan bagi ribuan masyarakat khususnya orang asli Papua.
Direktur PT Sheng Wei New Energy Technology Mr Ru Guo Sheng sebagai investor asal China mengaku sangat bahagia atas sambutan hangat Pemerintah Indonesia bagi pihaknya yang akan berinvestasi di KEK Sorong.
Menurutnya, dengan mengusung program ekonomi hijau, seluruh proses investasi bersama Pemerintah Kabupaten Sorong dan Pemprov Papua Barat Daya dapat berjalan sesuai rencana guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi di wilayah itu.
Sebelumnya, para investor melakukan peninjauan KEK Sorong pada 15 Maret 2024 untuk melihat secara dekat kesiapan infrastruktur yang akan digunakan sebagai fasilitas pendukung pembangunan pabrik smelter dan pabrik baja.
Sejumlah titik yang dikunjungi, diantaranya kawasan pelabuhan KEK Sorong, Kawasan PLTG Kabupaten Sorong dan Pelabuhan Laut milik PT Petro Sea Sorong yang rencananya akan digunakan sebagai fasilitas pendukung sementara dalam pembangunan pabrik smelter dan pabrik baja dengan nilai investasi triliunan rupiah.
Baca juga: Pemprov PBD bentuk satgas percepat optimalisasi KEK Sorong
Baca juga: Pemprov PBD gandeng PT TINDAC bangun KEK Sorong
Pewarta: Yuvensius Lasa Banafanu
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2024