Jakarta (ANTARA News) - AJB Bumiputera 1912 tidak menargetkan premi dalam memasarkan produk Mitra Proteksi Mandiri (MPM).

"Kami menargetkan partisipan, bukan preminya," kata Dirut AJB Bumiputera 1912, Majdji Ali, dalam peluncuran MPM di Jakarta, Senin.

Melalui asuransi MPM, pihaknya berupaya menyasar kalangan menengah ke bawah. Menurut dia, jumlah populasi kelas menengah ke bawah di Indonesia yang mencapai 135 juta orang merupakan target dalam pemasaran produk ini.

Majdji menambahkan, masyarakat Indonesia saat ini masih banyak yang belum mengenal akan pentingnya memiliki asuransi sehingga harus diberikan pemahaman agar mau memiliki asuransi demi menjamin hidup mereka dan keluarganya di masa depan.

Dia menjelaskan produk asuransi MPM memiliki masa pembayaran premi minimal 10 tahun dengan masa asuransi minimal 10 tahun. Sementara usia tertanggung minimal 15 tahun dan maksimal 55 tahun.

"Premi minimal Rp100 ribu per bulan, dengan pembayaran bisa dilakukan secara bulanan, triwulan, semesteran atau tahunan," katanya.

Sementara manfaat yang bisa diperoleh dengan memiliki polis asuransi ini, dikatakannya, yakni jika tertanggung meninggal dunia dalam masa asuransi, maka ahli waris akan mendapatkan santunan sebesar uang pertanggungan yang meningkat setiap tahun dan menerima nilai tunai pada saat tertanggung meninggal dunia. Jika tertanggung hidup hingga akhir masa asuransi, maka pemegang polis akan menerima nilai tunai.

"Kalau pemegang polis mengundurkan diri, maka dia akan menerima uang tunai sesuai perhitungan pada saat pengunduran diri, selanjutnya dengan sendirinya asuransi berakhir," katanya.

Dia menambahkan, MPM diluncurkan sebagai salah satu upaya Bumiputera untuk mengembalikan peran utama Bumiputera sebagai perusahaan asuransi tertua di Indonesia yang melayani seluruh lapisan masyarakat.

Hingga kuartal III 2013, total premi perusahaan mencapai Rp4,3 triliun. Sementara total aset perusahaan mencapai Rp11 triliun.

"Pertumbuhannya sedikit, nggak sampai 10 persen, dibandingkan periode yang sama tahun lalu," katanya.

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013