Saya sangat mengapresiasi para petugas medis yang mengabdi di Kokoda Utara, karena telah bekerja keras untuk menurunkan angka stunting
Teminabuan (ANTARA) - Pemerintah Distrik (Pemdis) Kokoda Utara, Kabupaten Sorong Selatan (Sorsel), Papua Barat Daya, menggunakan bahan lokal dari pucuk daun sagu yang telah diolah dan dimasak menjadi bubur untuk diberikan kepada anak penderita stunting di wilayah tersebut.
Kepala distrik Kokoda Utara Leonardo Tabakore di Teminabuan, Minggu, mengatakan selama ini bantuan asupan makanan dari distrik memang sangat kurang dan bahkan tidak ada, namun pihaknya bersama petugas medis mengolah pangan lokal, yakni pucuk daun sagu yang telah diolah untuk dimasak menjadi bubur dan diberikan kepada anak penderita stunting.
Baca juga: Pangdam Udayana masukkan stunting program strategis 2024
"Saya sangat mengapresiasi para petugas medis yang mengabdi di Kokoda Utara, karena telah bekerja keras untuk menurunkan angka stunting yang pada tahun 2022 lalu penderita stunting di wilayah itu mencapai 80 kasus, namun pada tahun 2023 penderita stunting tinggal 40 kasus," kata Tabakore.
Ia melanjutkan, penderita stunting tersebut tersebar di tujuh kampung, dari jumlah 16 kampung dengan jumlah penduduk berkisaran antara 2.000 hingga 3.000 penduduk.
"Selain menggunakan sagu dalam memberikan makanan tambahan kepada anak penderita stunting, makanan lokal lainnya adalah ikan, serta siput yang memiliki zat gizi yang cukup tinggi," ujar Tabakore.
Baca juga: PTFI-USAID kolaborasi percepatan penurunan stunting di Papua
Ia mengatakan, masih terdapat sejumlah keterbatasan fasilitas sehingga dalam menangani penderita stunting yang tersebar di tujuh kampung itu butuh waktu yang cukup untuk bisa melayani semua.
Sebagai perpanjangan tangan dari pemerintah kabupaten maka, tentu semua keluhan atau persoalan yang terjadi di tengah masyarakat sedapat mungkin bisa diselesaikan dengan baik, agar tidak menimbulkan gejolak dan persoalan di tengah masyarakat.
"Situasi setelah pemilu memang sedikit terjadi persoalan namun sudah bisa diselesaikan di tingkat distrik. Hal itu menjadi tanggungjawab pemerintah tingkat distrik agar situasi tidak mengganggu aktivitas masyarakat," ungkap Tabakore.
Baca juga: Pj Gubernur DKI ajak ibu-ibu berperan tangani tengkes di Jakarta Utara
Pewarta: Paulus Pulo
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2024