Strategi ini sejalan dengan prioritas Keketuaan ASEAN Indonesia 2023, yang salah satunya berfokus pada pengembangan ekonomi biru yang berkelanjutan dan inklusif

Jakarta (ANTARA) - Indonesia membahas strategi ekonomi biru kolaboratif antara Indonesia-Brunei-Malaysia-Phillipines East ASEAN Growth Area (BIMP-EAGA) dan Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT) bersama negara-negara anggota ASEAN pada Strategic Planning Meeting BIMP-EAGA di Sarawak, Malaysia.

“Strategi ini sejalan dengan prioritas Keketuaan ASEAN Indonesia 2023, yang salah satunya berfokus pada pengembangan ekonomi biru yang berkelanjutan dan inklusif,” ujar Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Regional dan Subregional Kemenko Perekonomian Netty Muharni dalam pernyataannya di Jakarta, Sabtu.

Ia menuturkan bahwa pihaknya pun akan berkontribusi aktif dalam mengimplementasikan strategi BIMP-EAGA IMT-GT Blue Economy Strategy 2030 tersebut.

Indonesia dan negara Asia Tenggara lainnya juga akan memastikan implementasi Kerangka Ekonomi Biru di ASEAN berjalan dengan efektif agar potensi ekonomi biru yang ada dapat menjadi mesin pertumbuhan baru bagi kawasan tersebut.

Pada pertemuan itu, Netty juga menyampaikan perkembangan pembentukan Gugus Tugas Ekonomi Biru di ASEAN serta rencana penyelenggaraan ASEAN Blue Economic Forum ke-2 yang disponsori oleh Indonesia.

Ia pun mengundang anggota BIMP-EAGA untuk menghadiri pertemuan tersebut yang rencananya akan diselenggarakan akhir tahun ini di Laos.

Selain itu, ia juga mendorong pembentukan Kelompok Kerja Bidang Produk dan Jasa Halal dalam kerangka kerja sama BIMP-EAGA seiring meningkatnya minat berbagai pihak untuk berkolaborasi dalam sektor halal.

Strategic Planning Meeting BIMP-EAGA yang berlangsung pada 12–14 Maret lalu di Sarawak, Malaysia, itu juga membahas proyek prioritas pada 2024, hasil studi koridor ekonomi, serta tinjauan jangka menengah (mid-term review) Visi BIMP-EAGA 2025.

Hasil tinjauan tersebut menunjukkan bahwa berdasarkan data 2017-2022, target-target dalam Visi BIMP-EAGA 2025 hampir seluruhnya tercapai, bahkan ada yang telah melebihi target.

Ekspor kumulatif telah mencapai USD 563,2 miliar (Rp8.819,7 triliun) dari target sebesar USD 240 miliar (Rp3.758,4 triliun), sedangkan investasi asing tercatat sebanyak USD 74 miliar (Rp1.158,8 triliun) dari target USD 66 miliar (Rp1.033,5 triliun).

Sementara itu, jumlah wisatawan domestik dan internasional telah jauh melebih target, yakni mencapai 490 Juta orang dari target 124 juta orang.


Baca juga: Trenggono: Program ekonomi biru mampu hadirkan data geospasial
Baca juga: Pemerintah RI jajaki konsep bank biru fokus biayai sektor kelautan
Baca juga: Bappenas dirikan Pusat Inovasi Ekonomi Biru di Kepri

Pewarta: Uyu Septiyati Liman
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2024