Indonesia akan terus memperkuat kolaborasi di tingkat global dalam agenda pemberdayaan perempuan dan pemberantasan kemiskinan

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menyampaikan upaya-upaya Indonesia dalam pengentasan kemiskinan di Sidang Commision on the Status of Women (CSW) 68.

"Indonesia akan terus memperkuat kolaborasi di tingkat global dalam agenda pemberdayaan perempuan dan pemberantasan kemiskinan. Jika Anda memiliki keyakinan yang sama bahwa kedua agenda ini merupakan hal yang penting, tidak dapat dipisahkan, dan saling terkait, maka Indonesia adalah mitra Anda," kata Deputi Bidang Kesetaraan Gender KemenPPPA Lenny N. Rosalin dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.

Hal itu dikatakan Lenny N. Rosalin selaku Ketua Delegasi RI dalam Sidang Commision on the Status of Women (CSW) ke-68, di Markas Besar Pererikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Ada sejumlah poin penting dalam upaya pengentasan kemiskinan, yakni negara anggota, CSW, dan PBB harus terus mendorong penempatan perempuan sebagai pusat agenda pemberantasan kemiskinan dan mengakui dampak positif yang dihasilkan.

Perampingan institusi juga diperlukan agar dapat mendorong kesetaraan gender, memberdayakan perempuan, dan mengentaskan kemiskinan secara lebih efektif.

"Terakhir, kita perlu mendorong mekanisme inovatif untuk mendanai pengentasan kemiskinan dan memberikan manfaat bagi perempuan," katanya.

Dikatakannya, Indonesia telah mendorong sektor swasta untuk berinvestasi dalam pemberdayaan perempuan secara ekonomi dan sosial.

"Investasi tersebut terbukti efektif dalam menghasilkan manfaat ekonomi dan berkontribusi secara signifikan terhadap pemberdayaan perempuan serta membantu mereka keluar dari kemiskinan," katanya.

Lenny N. Rosalin pun mendorong keberlanjutan isu pemberdayaan perempuan dan kesetaraan gender dalam kerangka PBB.

Permasalahan ini, kata Lenny, juga harus dilanjutkan pada proses selanjutnya, seperti Summit of the Future dan Pact of the Future.

Keberlanjutan ini diperlukan untuk memastikan dukungan bagi perempuan, terutama mereka yang berada dalam kemiskinan.

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: M. Tohamaksun
Copyright © ANTARA 2024