Kairo (ANTARA News) - Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah menolak tegas desakan beberapa kalangan yang menginginkan pemeriksaan dokumen-dokumen persenjataan pejuang Hizbullah. "Saya sangat menyayangkan keinginan segelintir orang di Lebanon untuk memeriksa dokumen persenjataan Hizbullah. Padahal musuh Lebanon (Israel) sendiri tidak mempedulikannya," kata Nasrallah dalam pidato siaran khusus televisi Hizbullah Al-Manar yang dipancarkan berbagai jaringan televisi Timur Tengah pada Senin malam waktu setempat (Selasa dini hari WIB). Menurutnya, keinginan untuk memeriksa senjata pejuang Hibullah itu merupakan lagu lama yang dimunculkan kembali. Ia menegaskan, persenjataan Hizbullah adalah milik Lebanon sebagai alat untuk merebut kembali tanah Lebanon yang dicaplok Israel, dan tidak seorang pun berhak memeriksa dokumen persenjataan tersebut. Kendati demikian, Hizbollah tidak keberatan jika Pemerintah Lebanon ingin membicarakan persenjataan milik pejuang itu, namun harus dilakukan secara tertutup dan jauh dari liputan pers. Nasrallah lebih lanjut menandaskan, persenjataan Hizbullah merupakan kekuatan utama keamanan Lebanon, dan pelengkap dari peralatan militer Lebanon. "Militer Lebanon dan pasukan perdamaian internasional tidak akan mampu menjamin keamanan Lebanon, dan Hizbullah memiliki kemampuan untuk menghadang musuh," katanya. Amerika Serikat dan Israel telah lama mencurigai Iran dan Suriah sebagai pemasok utama persenjataan Hizbullah, terutama rudal Katyusha yang menjadi andalan pejuang tersebut selama perang melawan Israel. Pidato telvisi Nasrallah ini merupakan kemunculan pertamanya sejak diberlakukannya gencatan senjata yang secara efektif dimulai Senin pagi waktu setempat. Nasrallah menyebut Hizbullah memperoleh kemenangan besar dalam perang melawan Israel, karena negara Yahudi yang dibantu AS itu tidak mampu menghancurkan Hizbullah dalam perang selama lima pekan ini.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006