Saya tidak tahu apa yang tidak disukai Lizarazu dari saya. Saya dua kali terpilih sebagai bek kiri terbaik di dunia, empat kali bek terbaik di Liga Utama Inggris."

Paris (ANTARA News) - Bek Prancis dan Manchester United yang kontroversial Patrice Evra mengkritik sejumlah komentator sepak bola, salah satu di antaranya adalah sosok yang ikut membawa Prancis menjuarai Piala Dunia 1998, Bixente Lizarazu, pada Minggu setelah mereka mengkritik dirinya perihal pembicaraan pada saat turun minum yang ia sampaikan ke rekan-rekan setimnya.

Evra dikritik karena menyuarakan pendapatnya pada saat istirahat di pertandingan kualifikasi Piala Dunia dengan Belarus pada September, di mana ia hanya menjadi pemain cadangan.

Prancis memenangi pertandingan itu dengan skor 4-2, mengakhiri laju lima pertandingan tanpa kemenangan atau torehan gol, namun tetap harus menjalani pertandingan playoff untuk mengetahui apakah mereka bisa mencapai putaran final atau tidak.

Evra, yang tidak pernah jauh dari kontroversi dan menjadi subyek pelecehan rasial oleh Luis Suarez di pertandingan Liga Utama Inggris melawan Liverpool dua musim lalu, tidak terima dengan kritik yang ditujukan kepada dirinya dan melabeli Lizarazu serta tiga komentator lainnya sebagai "gelandangan" dan "parasit" di acara televisi Prancis "TeleFoot."

Ia belakangan diwajibkan oleh presiden Federasi Sepak Bola Prancis Noel Le Graet dan pelatih Prancis Didier Deschamps untuk datang ke Paris, dan menjelaskan kata-kata yang ia ucapkan menyusul kemenangan 3-0 atas Finlandia di pertandingan terakhir kualifikasi Piala Dunia Selasa silam.

Evra (32), mengatakan dirinya akan lebih memilih cerita mengenai ucapannya di masa turun minum tetap berada di ruang ganti, sebelum ia kehilangan kendali.

"Terdapat beberapa komentator yang akan segera saya sampaikan perbedaan-perbedaannya dengan saya... Mereka ingin menjual kebohongan kepada masyarakat Prancis yang tidak disukai Evra. Namun bukan itu masalahnya."

"Saya tidak tahu apa yang tidak disukai Lizarazu dari saya. Saya dua kali terpilih sebagai bek kiri terbaik di dunia, empat kali bek terbaik di Liga Utama Inggris."

"Dia? Saya bahkan tidak tahu apakah ia pernah terpilih sebagai bek kiri terbaik di dunia."

"Saya ingat ketika saya pertama kali dipanggil masuk timnas, semua orang menjabat tangan saya kecuali dirinya. Thierry Henry berkata kepada dia, `Oh Liza, ini adalah pesaingmu.` Dan Lizarazu melihat kepada saya dan berkata, "Kenapa? Seseorang mengatakan kepada Anda bahwa saya telah pensiun."

"Orang-orang memiliki kesan yang baik mengenai saya, para gelandangan ini tidak akan mengotori citra saya. Mereka harus berhenti berbohong kepada masyarakat Prancis," kata pemain yang lahir di Senegal ini, yang kemudian menyebut mereka sebagai parasit.

Lizarazu, yang juga memenangi Piala Eropa 2000 bersama pemain-pemain generasi emas terakhir Prancis, menyebut komentar-komentar Evra sebagai "tidak dapat dipahami dan mengerikan."

"Pertama kali ia masuk timnas saya sudah tidak lama lagi berada di sana dan ya saya satu kali terpilih sebagai bek kiri terbaik di dunia," kata pria 43 tahun itu, yang bersama Evra terpilih masuk tim awal yang berisi 30 pemain untuk Piala Eropa 2004 sebelum Evra dicoret dari tim final oleh Jacques Santini.

"Ia menyalahkan kami karena mengotori citranya namun ia melakukan pekerjaan hebat dengan dirinya sendiri. Mengenai pemilihan waktunya, itu menyebalkan," katanya.

Evra memimpin pemogokan sepanjang putaran final Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan, ketika ia menginstruksikan tim Prancis untuk tidak turun dari bus dan berlatih sebagai bentuk protes terhadap dipulangkannya Nicolas Anelka.


Penerjemah: A Rauf Andar Adipati

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013