Jadi Indonesia mempunyai potensi di mana orang ingin datang untuk melihat dan mendukungnyaJakarta (ANTARA News) - Direktur UNDP Regional Asia Pasifik Haoliang Xu mendorong Pemerintah Indonesia untuk mengembangkan potensi sektor ekowisata (eco-tourism) untuk menciptakan pembangunan yang berkelanjutan serta mendukung upaya pelestarian lingkungan.
"Ketika kita bicara tentang minyak kelapa sawit, memang itu sangat penting, namun kita tidak bisa hanya mengandalkan itu saja. Indonesia mempunyai sumber eco-tourism yang sangat banyak. Sektor pariwisata sendiri merupakan salah satu penyumbang devisa terbesar negara ini," kata Haoliang Xu dalam wawancara di Jakarta, Minggu petang.
Setelah menyambangi Kalimantan Tengah, Haoliang Xu, yang baru saja menjabat sebagai Direktur Badan PBB yang mengurusi program pengembangan di Asia Pasifik pada September lalu itu, mengatakan bahwa telah terjadi degradasi yang besar terhadap ekosistem di Indonesia.
"Dari pesawat saya bisa melihat sebagian wilayah mempunyai tutupan hutan yang sangat lebat, sementara wilayah lain sangat rusak," katanya.
Pengembangan ekowisata, ujarnya, akan menjadi strategi baru untuk mengembangkan pertumbuhan ekonomi hijau.
"Orang-orang ingin melihat hutan dan orangutan. Bahkan ada sejumlah orang di luar negeri yang menggalang donasi untuk pelestarian spesies tersebut," katanya.
Sebelum tiba di Jakarta, Xu berkunjung ke Kalimantan Tengah dalam program pilot REDD+ tentang perlindungan hutan dan pengembangan mata pencaharian alternatif untuk masyarakat sekitar.
Asisten Sekretaris Jendral PBB tersebut juga mengunjungi Taman Nasional Sebangau dan melihat konservasi orangutan di Borneo Orangutan Survival Foundation.
PBB pada awal tahun menyatakan eco-tourism adalah salah satu kunci dalam melawan kemiskinan, melestarikan lingkungan dan mendorong perkembangan yang berkelanjutan.
"Tantangan yang kita hadapi sekarang adalah bagaimana kita menyeimbangkan penggunaan dan eksploitasi hutan antara untuk produksi kelapa sawit, produksi kayu, dan pelestarian hutan untuk pengembangan berkelanjutan dan pertumbuhan hijau," ujarnya.
Pewarta: Aditya E.S. Wicaksono
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2013