Karena sifat informasinya yang masih simpang-siur, perlu kehati-hatian, sampai kemudian dapat dipastikan sejauh mana fakta kebenarannya,"
Jakarta (ANTARA News) - Analis politik-intelijen Mayjen TNI (Pur) Glenny Kairupan, M.Sc meminta agar pihak-pihak tertentu jangan terlalu cepat menyimpulkan bahwa mantan Ketua Umum Partai Demokrat Prof Subur Budhisantoso telah diculik oleh Badan Intelijen Negara (BIN).
"Karena sifat informasinya yang masih simpang-siur, perlu kehati-hatian, sampai kemudian dapat dipastikan sejauh mana fakta kebenarannya," katanya kepada Antara di Jakarta, Sabtu malam.
Glenny, yang mantan perwira Direktorat B Badan Intelijen Stategis (BAIS) TNI itu, ketika ditanya beredarnya kabar mengenai hal itu, melihat bahwa dibutuhkan kecermatan terkait masalah tersebut.
Menurut mantan pengajar di Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) itu, ada beberapa catatan yang bisa dirujuk dari kasus itu, jika benar terjadi penculikan.
Ia mengatakan bahwa harus diakui posisi Subur Budhisantoso sebagai salah satu pendiri dan ketua umum pertama Partai Demokrat (PD) memang sangat strategis.
"Bisa saja di masa kepemimpinan beliau, ada komitmen-komitmen yang mungkin belum dipenuhi," katanya.
Sedangkan jika diambil analisa ada persoalan kriminal, katanya, dalam kondisi Subur yang sudah "sepuh", ia menyebut "sangat jauh sekali" dikaitkan.
Hanya saja, menurut dia, sekarang ini sangat mudah menggunakan instansi untuk sebuah tuduhan, sehingga dalam masalah ini, mestinya lingkaran Subur bisa melakukan cek silang.
"Artinya, jangan langsung ikut karena merasa dipanggil instansi penting," katanya.
Menurut dia, jika misalnya dalam waktu singkat bisa ditemukan, sebenarnya bisa dicari informasinya melalui keluarga dan kalangan terdekatnya.
Dari lingkaran terdekat, kata dia, bisa diketahui sehari atau dua hari sebelum peristiwa, yang bersangkutan pergi dan bertemu dengan siapa saja.
(A035/H-KWR)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013