"Potensi hujan sedang hingga lebat yang disertai petir dan angin kencang masih berpotensi terjadi hingga 17 Maret," kata Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang Yoga Sambodo dalam siaran pers di Semarang, Jumat.
Menurut dia, gangguan atmosfer menyebabkan peningkatan potensi cuaca ekstrem di beberapa wilayah di Jawa Tengah.
Ia menjelaskan kondisi tersebut dipengaruhi antara lain oleh aktifnya gelombang Equatorial Rossby, gangguan atmosfer Madden Julian Oscillation (MJO), serta Bibit Siklon Tropis 91S di Samudera Hindia dan Bibit Siklon Tropis 94S di Teluk Carpentaria di sekitar Utara Australia.
Beberapa daerah yang berpotensi dilanda cuaca ekstrem antara lain di wilayah pegunungan, seperti Kabupaten Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Wonosobo,
Magelang, Boyolali, Semarang, Salatiga, Temanggung, serta Kota Magelang.
Sementara di wilayah Pantura, antara lain Kabupaten Brebes, Tegal, Pemalang, Pekalongan, Batang, Kendal, serta Kota Semarang, Tegal, serta Pekalongan.
Jawa Tengah wilayah selatan meliputi Kabupaten Kebumen, Purworejo, Klaten, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, serta Kota Surakarta.
Yoga mengimbau masyarakat untuk selalu waspada terhadap bencana yang timbul akibat cuaca ekstrem.
"Masyarakat yang tinggal di wilayah rawan bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang diimbau lebih waspada," katanya.
Baca juga: Imbas banjir Semarang, enam KA tujuan Surabaya masih alami keterlambatan
Baca juga: BPBD: 158 ribu jiwa terdampak banjir Semarang
Baca juga: Pj Gubernur Jateng berencana rekayasa cuaca untuk antisipasi banjir
Pewarta: Immanuel Citra Senjaya
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2024