Pameran ini merupakan platform yang tepat bagi para pemain di industri konstruksi, baik di Indonesia maupun kawasan Asia Tenggara, untuk memperluas jaringan dan mengembangkan bisnisnya...

Jakarta (ANTARA News) - Indonesia sebagai salah satu produsen utama beton regional untuk pertama kalinya bakal menggelar pameran dan konferensi konstruksi beton di Asia Tenggara, Concrete Show South East Asia 2013, di Jakarta, 24-26 Oktober.

"Pameran ini merupakan platform yang tepat bagi para pemain di industri konstruksi, baik di Indonesia maupun kawasan Asia Tenggara, untuk memperluas jaringan dan mengembangkan bisnisnya," kata Kepala Badan Pembinaan (BP) Konstruksi, Hediyanto Husaini, dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Sabtu.

Menurut dia, terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah didasarkan pada fakta bahwa Indonesia merupakan negara yang paling berkembang di Asia Tenggara dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 6 persen per tahunnya.

Selain itu, kata Hediyanto, Indonesia juga dinilai merupakan negara yang memproduksi semen sebagai bahan baku beton dengan cukup baik dan dengan kondisi yang surplus.

"Jumlah produksi semen bisa mencapai 64,5 juta ton per tahun, sedangkan konsumsi semen di Indonesia mencapai 54,9 juta ton pertahun. Hal ini menandakan bahwa produksi semen di Indonesia surplus," ujarnya.

Kepala BP Konstruksi juga mengingatkan kondisi Indonesia sebagai kawasan yang rentan akan bahaya gempa sehingga harus sigap dalam implementasi pencegahan di berbagai area terutama pusat kota yang terdiri dari gedung-gedung bertingkat.

Tidak hanya bencana gempa, lanjutnya, saat ini pun sejumlah pusat kota masih mengalami masalah seperti banjir, yang menandakan bahwa peningkatan kualitas infrastruktur sangat dibutuhkan.

Ia menegaskan, dalam menghadapi tantangan itu dibutuhkan kolaborasi antara tindakan nyata dari pemerintah dan dukungan dari pihak swasta terkait demi terciptanya infrastruktur yang kokoh dan aman bagi masyarakat.

Hediyanto juga menekankan bahwa setiap pembangunan harus mulai menerapkan konsep Green Building yang menerapkan beberapa aspek, diantaranya rancangan arsitektur bangunan, metodologi membangun, material bangunan, efisiensi penggunaan energi, efisiensi penggunaan air, dan "life cycle ecological living".

"Semua aspek harus saling mendukung, termasuk pemerintah untuk membantu mensosialisasikannya. Selain itu, saya juga berharap dengan adanya acara semacam ini, Indonesia bisa terus meningkatkan kompetisi dengan negara lainnya sehingga tidak kalah dan terus optimis untuk dapat menguasai pasar di tahun 2015," pungkasnya.

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013