Hari ini yang kami amankan empat orang. Sejak satu bulan terakhir sudah puluhan imigran ilegal yang diamankan,"

Tanjungpinang (ANTARA News) - Sejumlah imigran ilegal yang datang dari Jakarta kembali diamankan di Bandara Raja Haji Fisabilillah Tanjungpinang, Kepulauan Riau, Jumat.

"Hari ini yang kami amankan empat orang. Sejak satu bulan terakhir sudah puluhan imigran ilegal yang diamankan," kata Kapolsek Bandara Raja Haji Fisabilillah Tanjungpinang, Iptu Adam yang dihubungi dari Tanjungpinang.

Adam mengatakan, para imigran ilegal yang berasal dari Afghanistan itu segera diserahkan ke pihak Imigrasi Tanjungpinang untuk proses lebih lanjut.

"Karena warga asing, penyelidikan selanjutnya kami serahkan ke Kantor Imigrasi Tanjungpinang," ujarnya.

Para imigran yang datang dengan maskapai penerbangan Lion Air tersebut adalah Ehsan Haidiri, Ramazan Abbasy, Khalilillah Aarmaan, dan Mohammad Akbari.

Keempat imigran ilegal itu diketahui tidak memiliki dokumen apapun dan kuat dugaan mereka bisa menumpang pesawat setelah dibantu oleh sindikat tertentu.

Sementara itu, Kepala Kantor Imigrasi Tanjungpinang, Kenedi, mengatakan sejak 11 September 2013 sudah 46 orang imigran ilegal asal Afghanistan yang diamankan sesampainya di Bandara Raja Haji Fisabilillah Tanjungpinang. Mereka terbang dari Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng.

"Kami sudah menyurati pihak terkait di pusat, agar para imigran itu tidak bisa bebes datang ke Tanjungpinang, apalagi dengan menumpang pesawat," kata Kenedi.

Menurut dia, pihak maskapai penerbangan juga diharapkan tidak semata-mata mencari keuntungan bisnis penjualan tiket, jika identitas orang tersebut tidak deketahui.

"WNI yang bepergian dengan maskapai penerbangan saja dimintai identitas atau KTP, sementara ini orang asing yang hadir secara ilegal," ujarnya.

Menurut Kenedi, keamanan dalam penerbangan juga diaharapkan menjadi prioritas, sehingga orang asing yang tidak tahu asal usulnya tidak bisa bebas menumpang pesawat, apalagi tanpa identitas atau dokumen resmi.

"Kami berharap ini menjadi perhatian semua pihak," ujarnya.

(KR-HKY/T007)

Pewarta: Henky Mohari
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013