Jaringan nirkabel yang ditempatkan di bawah laut akan memberikan kita kemampuan lebih untuk mengumpulkan dan menganlisa data dari lautan secara real time...
Jakarta (ANTARA News) - Tim peneliti University of Buffalo berhasil melakukan sebuah tes bernama "arsitektur jaringan bawah laut" yang memungkinkan koneksi Wi-Fi tersedia di bawah laut suatu hari nanti.
Professor teknik listrik dan peneliti utama proyek ini, Tommaso Melodina, menyatakan bahwa Wi-Fi di bawah laut dapat membantu para peneliti memantau lautan, mendeteksi tsunami dan gempa bumi lebih awal, dan bahkan membantu penegak hukum menghentikan peredaran narkoba yang semakin cerdik.
"Jaringan nirkabel yang ditempatkan di bawah laut akan memberikan kita kemampuan lebih untuk mengumpulkan dan menganlisa data dari lautan secara real time," kata Melodina dalam sebuah pernyataan seperti dilansir DigitalTrends.
"Informasi seperti peringatan tsunami atau bencana lainnya dapat langsung terkirim ke ponsel pintar atau komputer, hal ini bisa membantu menyelamatkan nyawa," katanya.
Tantangan untuk mewujudkan Wi-Fi di bawah laut adalah gelombang radio ketika di bawah air menjadi kosong. Untuk mengatasinya, tim Melodina mencoba menerapkan prinsip sonar pada sistem navigasi kapal selam.
Berkat dana bantuan dari National Science Foundation, Melodina dan timnya belum lama ini melakukan uji coba Wi-Fi bawah air di Danau Erie--sebuah danau yang terletak di perbatasan antara provinsi Ontario di Kanada dan Ohio, Pennsylvania dan New York di Amerika Serikat.
Mereka menjatuhkan dua sensor seberat 18 kg ke dalam air yang terhubung ke pelampung yang memancar ke permukaan, yang kemudian mengubah sinyal radio Wi-Fi menjadi akustik.Beberapa detik kemudian mereka mendeteksi umpan balik dari sensor tersebut, menurut rilis universitas, yang membuktikan solusi jaringan bawah air mereka dapat berjalan.
Penerjemah:
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013