"Dampak yang dapat ditimbulkan dari cuaca ekstrem tersebut seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, pohon tumbang, rusaknya bangunan dan fasilitas umum lainnya," kata Kepala Stasiun Meteorologi Komodo Maria Patricia Christin Seran dalam keterangan yang diterima di Labuan Bajo, Kamis.
Dia menyampaikan hal itu agar warga mewaspadai potensi cuaca ekstrem pada 14-18 Maret 2024 berdasarkan siaran pers yang dikeluarkan Stasiun Meteorologi Eltari Kupang Nomor B/ME.02.04/008/KKOE/IIIW2024.
Ia menjelaskan cuaca ekstrem berupa hujan ringan hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang berpotensi terjadi di Kecamatan Komodo, Boleng, Mbeliling, Sano Nggoang, Macang Pacar, Pacar, Welak, Lembor, Lembor Selatan, Kuwus Barat, Kuwus dan Ndoso.
Baca juga: Cuaca ekstrem, BPBD Kupang: Banjir terjang rumah warga Desa Naibonat
Baca juga: BPBD: Lahan jagung dan padi rusak Sumba Timur akibat banjir & longsor
Ia juga meminta warga untuk memantau terus perkembangan informasi cuaca dan peringatan dini cuaca ekstrem melalui aplikasi infobmkg dan media sosial resmi BMKG Stasiun Meteorologi Komodo serta dan layanan informasi cuaca 24 jam di saluran telepon (0385) 41914; WhatsApp:0821-4473-6879.
Sementara itu Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai potensi angin kencang di seluruh wilayah Nusa Tenggara Timur hingga 16 Maret 2024.
"Waspadai pohon tumbang karena angin kencang," kata Kepala Stasiun Meteorologi Kelas II El Tari Kupang Sti Nenotek.
Cuaca ekstrem terjadi di Provinsi NTT sejak 8 Maret karena aktifnya gelombang Equatorial Rossby. Selain itu ada dua bibit siklon tropis yakni 91S dan 94P yang turut memberikan dampak tidak langsung pada kondisi cuaca di NTT.
Baca juga: Pemkot Kupang tetapkan status tanggap darurat bencana
Baca juga: BMKG dokumentasikan kembali Tsunami Waiteba di Lembata 1979
Pewarta: Gecio Viana
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024