Batam (ANTARA News) - Panitia pelaksanaan perkemahaan terpaksa mendatangkan tiga paranormal untuk membersihkan Bumi Perkemahan Raja Ali Kelana, Kabil, Batam dari gangguan roh halus, setelah 60 peserta perkemahan kesurupan secara berantai sejak Minggu (13/8) malam hingga Senin siang.
"Kami mendatangkan tiga paranormal. Namun sampai siang upaya ini hanya sebagian yang berhasil sampai siang," kata Wakil Ketua HUT Pramuka ke-45 Kota Batam, Abdul Syukur, di Batam, Senin sore.
Mereka yang telah disadarkan, ada yang kembali dirasuki roh makhluk gaib. "Guna mengantisipasi berulangnya hal serupa, panitia terpaksa mengantar pulang peserta yang telah sembuh dari kerasukan," ujarnya.
Peristiwa ini merupakan kali yang kedua dalam lima tahun terakhir, ujar Abdul Syukur.
Ia mengatakan, penyebab mudahnya sekitar 60 peserta kerasukan/kesurupan roh makhluk halus mungkin juga karena kelelahan setelah mengikuti rangkaian acara yang diselenggarakan panitia sejak Jumat (11/8).
HUT Pramuka ke-45 di perkemahan itu diikuti sekitar 1.500 anggota Pramuka dari SMP dan SMA se-Kota Batam. Pada waktu penutupan resmi oleh Walikota Batam, acara yang dihadiri Ketua DPRD setempat, hujan turun, sementara panitia sebagian sibuk menangani mereka yang kesurupan.
Suasana di tempat upacara tak begitu nyaman untuk media sebab para pembina yang dikonfirmasi mengenai kejadian malah balik bertanya, "Anda wartawan mencari berita atau mencari keselamatan?"
Terpancar kepanikan dari wajah panitia pada acara Senin siang tersebut sebab kerasukan masih terjadi meski tiga "orang pintar" telah diminta membersihkan Bumi Perkemahan Raja Ali Haji dari pengaruh mahluk halus.
Di sanggar bumi perkemahan, tempat siswa-siswi yang kesurupan ditangani, dua wartawan tak luput dibersihkan paranormal dari pengaruh roh halus.
Pembersihan juga lakukan ke bagian dalam mobil pejabat yang lewat di depan sanggar. Di tengah hujan, pejabat diminta ke luar sebentar. Paranormal kemudian melakukan pembersihan ke ruang dalam hingga bagasi dengan gerakan-gerakan seperti mengambil sesuatu di udara dengan telapak tangan lalu langsung membuangnya ke kiri dan ke kanan.
Beberapa peserta perkemahan mengatakan kesurupan berantai berlangsung mulai Minggu malam kira-kira pukul 19.00 WIB, dan disusul sekitar pukul 21.30 WIB ketika pentas seni dimulai. Puncak dari jatuhnya korban yakni pada Senin dinihari pukul 02.00 WIB
Sekitar 20 pelajar SMP dan SMU, sebagian besar pelajar putri kesurupan. Kemudian Senin sekitar pukul 02.00 WIB, jumlah yang kerasukan bertambah banyak, bahkan hingga Senin siang masih terjadi beberapa kali.
Makhluk halus di sini tidak senang ada acara tari-tarian dan nyanyi-nyanyi, kata beberapa peserta.
Untuk menangani yang kesurupan, panitia mengerahkan paranormal dan tim medis dari Dinas Kesehatan Kota Batam. Sebagian korban telah diperbolehkan pulang ada sebagian dirawat di puskesmas terdekat.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006