Ternate (ANTARA) - Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (BKHIT) Maluku Utara (Malut) kembali memfasilitasi ekspor tuna loin beku sebanyak 25 ton asal Pulau Morotai tujuan Vietnam melalui Satuan Pelayanan Pelabuhan Laut Morotai.
Kepala Karantina Malut, Willy Indra Yunan di Ternate, Kamis, mengatakan pengiriman komoditas tuna loin beku ini rutin dilakukan dan selama bulan Januari hingga Maret tahun 2024 sebanyak 102,81 ton tuna loin beku telah sukses diekspor ke Vietnam.
"Tentunya, ini menandai kontribusi signifikan Maluku Utara dalam perdagangan internasional dengan nilai ekspor mencapai Rp124 miliar," ungkap Willy.
Tuna loin beku merupakan ikan tuna yang melalui proses selektif dari pembekuan, pencucian, pemotongan kepala dan pembuangan kulit dan tulang serta perapihan, menjadi primadona dalam perdagangan internasional.
Baca juga: KKP: Ekspor tuna-cakalang-tongkol pada 2023 capai 518,4 persen
Sementara, Petugas Karantina, Yoel Marrung memastikan kualitas dan kesesuaian jenis serta volume melalui pemeriksaan fisik yang cermat terhadap tuna loin yang akan di ekspor.
Langkah ini sesuai dengan UU Nomor 21 Tahun 2019 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan yang menetapkan standar ketat untuk menjaga keamanan dan kesehatan produk perikanan melalui pengawasan dan pemeriksaan.
"Dengan komitmen sebagai otoritas kompeten, proses karantina yang ketat memainkan peran penting dalam memastikan keamanan dan kualitas tuna loin beku yang akan dikonsumsi oleh pasar global," ujarnya.
Sebelumnya, Balai Karantina BKHIT Malut memfasilitasi ekspor kepiting bakau sebanyak 175 ekor dengan tujuan Singapura.
Indra Yunan mengatakan pengiriman komoditas kepiting bakau ini rutin dilakukan dan selama Januari hingga Maret 2024 mencapai 2.000 ekor kepiting bakau dan 359 ekor udang ronggeng yang diekspor ke Singapura dengan nilai Rp739,307,660.
Baca juga: Sekda Sultra lepas ekspor tuna dan kepiting Philipina dan Amerika
"Kami selaku otoritas kompeten berkomitmen untuk memastikan bahwa produk perikanan yang diekspor dari Maluku Utara memenuhi standar internasional. Dengan proses karantina yang ketat kami memastikan kepiting bakau yang dikirim aman dikonsumsi," kata Willy.
Dia menilai dengan fasilitasi ekspor yang rutin dan pendekatan yang holistik terhadap pengelolaan sumber daya perikanan, Maluku Utara dapat memperkuat posisi sebagai salah satu daerah pemasok kepiting bakau yang andal dan berkelanjutan di pasar internasional.
Pewarta: Abdul Fatah
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2024