Baju Muslim, baju gamis, pakaian Muslim wanita, kualitas bagus, barang bagus, ekonomis. Jadi kita tidak kalah dengan barang impor.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengatakan produk pakaian dalam negeri tidak kalah secara model dan kualitas jika dibandingkan dengan barang-barang impor.
Zulkifli memantau kesiapan kebutuhan Idul Fitri dari segi pakaian di Pasar Tanah Abang, Jakarta, Kamis.
Menurut Mendag, Pasar Tanah Abang menawarkan beragam busana Muslim dengan harga yang bervariasi. "Baju Muslim, baju gamis, pakaian Muslim wanita, kualitas bagus, barang bagus, ekonomis. Jadi kita tidak kalah dengan barang impor," ujar Zulkifli.
Baca juga: Mendag: Satu hingga dua bulan ke depan harga pangan stabil
Zulkifli menyampaikan, persiapan perayaan Idul Fitri sudah dimulai dari sekarang. Pasar Tanah Abang sebagai pusat grosir tekstil terbesar di Asia Tenggara pun menjadi tujuan umat Muslim dalam menyambut hari raya.
Mendag menyebut geliat perekonomian Indonesia di awal tahun ini, salah satunya dapat terlihat melalui keramaian di pusat grosir tersebut.
"Walau masih pagi tapi sudah ramai. Ini Kamis, kalau Jumat, Sabtu, Minggu, lebih ramai lagi, ini menandakan geliat ekonomi kita alhamdulillah masih di atas rata-rata," katanya.
Mendag menyebut, ramainya pusat grosir menjadi indikasi bahwa perekonomian Indonesia cukup baik dibandingkan dengan negara lain. Daya beli masyarakat yang masih terjaga, akan membuat pertumbuhan ekonomi tetap stabil di atas 5 persen.
Baca juga: Baju gamis laris diserbu pembeli di Tanah Abang mendekati Ramadhan
Sementara itu, Zulkifli berkomitmen untuk terus memantau ketersediaan barang kebutuhan pokok selama Ramadhan dan menjelang Idul Fitri 2024.
Selain itu, Kementerian Perdagangan juga melakukan pengawasan dan antisipasi untuk menjaga kestabilan harga barang kebutuhan pokok.
"Inilah yang kita pastikan, mudah-mudahan Puasa dan Lebaran ini berjalan dengan baik, aman, damai sehingga saudara-saudara kita bisa menjalankan ibadah dengan penuh keceriaan, kebahagiaan," ucap Zulkifli.
Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2024