Jakarta (ANTARA) - Pemerintah memulai langkah antisipasi pencegahan kebakaran hutan dan lahan termasuk melakukan modifikasi cuaca di daerah rawan mengingat masih terjadi potensi kebakaran.
"Namun pada bulan Mei itu mulai tinggi di wilayah Nusa Tenggara, ini antisipasi kita, dan pada bulan Juli, Agustus, September itu semakin meningkat di wilayah Riau, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah," kata Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Hadi Tjahjanto dalam konferensi pers usai Rapat Koordinasi Khusus Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan 2024 di Jakarta, Kamis.
Untuk wilayah Jawa, Bali serta Nusa Tenggara juga diprediksi sudah mulai terjadi kekeringan, jelasnya. Hal itu sesuai dengan prediksi BMKG bahwa El Nino masih terjadi pada tahun ini.
Dia mengatakan pemerintah terus melakukan antisipasi dan pencegahan kebakaran hutan dan lahan di wilayah Indonesia, terutama di berbagai daerah dengan kolaborasi pemerintah daerah, TNI dan Polri serta berbagai kelompok masyarakat.
Akan dilakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) mulai Maret sampai dengan September. Pemerintah juga sudah menyiapkan data didukung oleh BMKG dan BRIN serta TNI untuk menyiapkan alutista mendukung upaya TMC di daerah rawan.
Baca juga: BNPB: Indonesia sedang hadapi anomali bencana alam
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya mengatakan selain wilayah rawan yang memiliki sejarah kebakaran hutan dan lahan, pihaknya juga tengah mempelajari potensi di wilayah lain termasuk di wilayah Sulawesi karena terpantau adanya titik panas atau hot spot.
"Itu bisa jadi kebakaran ada, bisa juga dia misalnya pantulan dari industrinya Vale, misalnya. Jadi seperti itu, sekarang kita sedang pelajari," jelas Menteri LHK Siti.
Sebelumnya, kebakaran hutan dan lahan tahun pada 2023 berhasil ditekan lebih kecil sebesar 30,80 persen dibandingkan 2019. Dengan pada 2023 tercatat 1,16 juta hektare terbakar, dibandingkan 1,6 juta hektare pada 2019, menurut data sistem pemantauan kebakaran hutan dan lahan SiPOngi KLHK
Baca juga: Dishut Kaltim klaim karhutla tertangani dengan baik
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2024