Jakarta (ANTARA News) - Senyawa kimia yang ditemukan dalam brokoli dapat mencegah keracunan radiasi akut, sebagaimana ditunjukkan penelitian terbaru.

Senyawa - yang berasal dari brokoli, kubis dan sayuran lainnya - mencegah tikus dari bahaya radiasi mematikan.

Jika studi tindak lanjut dapat bekerja pada manusia, senyawa ini bisa diberikan kepada orang-orang sebelum atau setelah terkena paparan radiasi nuklir untuk mengurangi penyakit radiasi akut.

Pemahaman dari penelitian tersebut juga bisa membantu mengurangi efek samping terapi radiasi pada pasien kanker dengan membuat sel-sel sehat, kata wakil penulis studi ini, Dr. Eliot Rosen, seorang ahli onkologi radiasi dari Georgetown University di Washington DC.

Ketika seseorang terkena radiasi dosis tinggi, seperti dari krisis nuklir atau bom kotor, maka sumsum tulang mereka berhenti memproduksi sel-sel untuk melawan infeksi atau menghasilkan pembekuan darah.

Radiasi berat juga dapat mengupas sistem pencernaan, membuat orang rentan terhadap peradangan dan infeksi. Pada dosis yang cukup tinggi, penyakit ini dapat mematikan.

Studi di masa lalu telah menunjukkan bahwa senyawa yang berasal dari brokoli, yang disebut 3,3'-diindolylmethane (DIM), menunjukkan potensi pencegahan kanker yang menjanjikan, kemungkinan karena dapat meningkatkan perbaikan DNA.

Untuk mengetahui khasiat dari senyawa brokoli ini, peneliti menggunakan 40 tikus yang diberikan dosis radiasi sinar gamma yang biasanya mematikan. 10 menit kemudian mereka memberikan DIM kepada setengah dari tikus-tikus itu. Hasilnya, tikus yang tidak mendapatkan DIM mati dan 60 persen yang diberikan DIM dapat bertahan hidup selama lebih dari 30 hari.

Setelah 30 hari, hewan biasanya tidak akan mati dari penyakit radiasi akut, namun para peneliti tidak mempelajari hewan lebih lama sehingga mungkin saja hewan-hewan itu mati akibat kanker bertahun-tahun kemudian, kata Rosen.

"Tapi, dalam kasus bencana nuklir, Anda tidak benar-benar mengkhawatirkan seseorang akan mendapatkan kanker 10 atau 20 tahun ke depan, Anda hanya akan khawatir tentang kelansungan hidup mereka pada minggu-minggu awal mereka terkena radiasi," kata Rosen kepada LiveScience.

Dalam set kedua penelitian, tim menunjukkan bahwa sel-sel kanker payudara manusia diobati dengan DIM masih rentan terhadap efek radiasi, meningkatkan kemungkinan bahwa DIM bisa melindungi sel-sel sehat pasien sementara masih memungkinkan radiasi untuk membunuh sel kanker.

Efek preferensial DIM dalam jaringan sehat bisa mengurangi efek samping dari terapi radiasi.

"Ini hasil yang sangat menarik dan mengejutkan karena perlindungan seluruh tubuh dari radiasi," kata Gary Firestone, seorang ahli biologi molekuler di University of California, Barkeley yang mempelajari DIM.

Uji klinis lebih lanjut diperlukan untuk menguji efektivitas senyawa brokoli pada manusia, kata Firestone kepada LiveScience.com.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013