Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) memperkuat Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Muarajambi sebagai pusat pendidikan dan penguatan ekosistem melalui ekonomi kerakyatan berbasis kebudayaan tak benda.
“Ini sejalan dengan upaya Indonesia mengajukan KCBN Muarajambi sebagai situs warisan dunia,” kata Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid di Jakarta, Rabu.
KCBN Muarajambi ditetapkan sebagai warisan budaya melalui penetapan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 259/M/2013 tentang Penetapan Satuan Ruang Geografis, Muarajambi sebagai Kawasan Cagar Budaya Peringkat Nasional.
Ia mengatakan KCBN Muarajambi situs dari era buddhis terbesar tidak hanya di Indonesia melainkan juga di Asia Tenggara dengan luas total sekitar 4.000 hektare dan hingga saat ini masih ada temuan-temuan baru di lapangan.
Ia menyebut potensi KCBN Muarajambi untuk penguatan identitas bangsa, ketahanan budaya, dan pariwisata sebagai luar biasa karena ada sejak masa buddhis yang selama beberapa dekade dirawat oleh masyarakat Jambi yang mayoritas beragama Islam.
Ia berharap, revitalisasi KCBN Muarajambi dapat berkontribusi pada kemajuan kebudayaan dan pembangunan masyarakat karena dari segi skalanya ternyata revitalisasi ini yang paling besar setelah revitalisasi Candi Borobudur pada 1973.
“Diharapkan setelah direvitalisasi bisa menjadi destinasi wisata berbasis budaya dan religi yang termasyhur di seluruh dunia karena luas dan usianya bahkan lebih daripada Candi Borobudur,” kata Hilmar.
Baca juga: Mengintip peradaban Buddha abad ke-7 dari KCBN Muaro Jambi
Dalam pelaksanaannya, revitalisasi KCBN Muarajambi melibatkan berbagai pihak, salah satunya pemerintah daerah.
Gubernur Jambi Al Haris mengatakan revitalisasi KCBN Muarajambi membuka kesadaran masyarakat terhadap nilai-nilai candi sehingga mereka ikut menjaga dan melestarikan situs bersejarah tersebut.
“Kami dari Pemerintah Provinsi Jambi akan terus mendukung apa yang dapat kita lakukan sehingga program-program pemerintah pusat dapat berjalan dengan baik,” ujarnya.
Kepala Desa Kemingking Luar Dedi Rahmad mengaku revitalisasi KCBN Muarajambi mendapatkan respons yang baik dari masyarakat sekitar.
Hal tersebut lantaran revitalisasi ini juga melibatkan masyarakat sekitar dalam membangun candi karena pemerintah turut meningkatkan kualitas sumber daya manusia di sekitar KCBN Muarajambi.
Bahkan, masyarakat sekitar berkontribusi dalam revitalisasi KCBN Muarajambi seperti menanam pohon untuk penghijauan, penyebaran benih-benih ikan endemik di kanal-kanal kuno, dan membangun tempat-tempat kebudayaan.
Revitalisasi dan pengembangan KCBN Muarajambi diharapkan tidak menghilangkan esensi pedesaan dan masyarakat tetap menjadi aktor utama dalam pengelolaan.
Selain itu, pembangunan KCBN Muarajambi sekaligus mengedukasi masyarakat bahwa kebudayaan adalah metode dalam pembangunan dan menyiapkan fondasi dasar bagi kemajuan bangsa.
Baca juga: KCBN Muarajambi jadi fokus Kemendikbudristek untuk diakui UNESCO
Baca juga: Logam peninggalan sejarah ditemukan di kompleks Candi Muarojambi
Baca juga: Candi Muarojambi tempat pusat perayaan Waisak se-Sumatera
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024