mereka saat ini sudah membaik, dan sudah dapat beraktivitas kembali
Jakarta (ANTARA) - Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lampung Selatan, Lampung, memastikan kondisi delapan warga yang menjadi korban angin puting beliung semakin membaik.
Kedelapan orang itu sebelumnya dilaporkan mengalami luka yang cukup berat akibat terkena serpihan material yang digulung angin puting beliung, Senin (11/3).
“Setelah mendapatkan perawatan medis mereka saat ini sudah membaik, dan sudah dapat beraktivitas kembali,” kata Kepala Pelaksana BPBD Lampung Selatan Ariswandi dalam siaran daring bertajuk “Teropong Bencana” Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dipantau di Jakarta, Rabu.
Aris menjelaskan, secara keseluruhan kondisi di Merbau, Mataram, Lampung Selatan yang dilanda angin puting beliung itu pun sudah membaik.
Baca juga: BMKG: Waspada puting beliung selama Maret-April 2024
Baca juga: 27 rumah rusak diterjang angin puting beliung di Lombok Tengah
Terpantau sejak petang tadi, petugas gabungan tim reaksi cepat dan masyarakat saling bergotong-royong mulai memperbaiki rumah yang rusak. Setidaknya ada sebanyak 102 rumah warga yang rusak dengan pembagian 11 unit rusak berat, 72 unit rusak sedang, dan 19 unit rusak ringan.
Begitu pula sisa material yang sempat menutup akses jalan raya atau fasilitas umum juga sudah dibersihkan oleh petugas, ujarnya.
Kendati demikian, Kepala BPBD tetap mengimbau warga masyarakat Lampung Selatan untuk meningkatkan kewaspadaan adanya bencana susulan angin kencang, termasuk bencana banjir dan tanah longsor.
Hal demikian penting untuk diingat karena diakui, berdasarkan hasil analisa cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) masih didapati potensi hujan intensitas sedang - deras melanda Lampung Selatan dan sekitarnya hingga beberapa hari ke depan.
Baca juga: 10 rumah rusak diterjang angin puting beliung di Kalianda Lampung
Baca juga: Sejumlah rumah warga di Pesawaran rusak akibat puting beliung
Baca juga: ACT Lampung salurkan bantuan ke warga terdampak puting beliung
Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2024