Jakarta (ANTARA) - Berapa kali jantung berdetak per menit dalam keadaan tenang dan duduk atau berbaring atau detak jantung istirahat dapat menjadi tanda kesehatan dan kebugaran secara keseluruhan menurut seorang ahli jantung.

"Detak jantung istirahat Anda memberi tahu banyak hal tentang kesehatan kardiovaskular Anda," kata Edo Paz, ahli jantung di White Plains Hospital dan pejabat urusan medis pada perusahaan kesehatan digital Hello Heart, kepada Business Insider.

Sebagaimana dikutip dalam siaran situs berita tersebut pada Rabu, mengukur kerja jantung semasa istirahat juga penting untuk memantau kondisi kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Menurut Dokter Paz, detak jantung istirahat normalnya dalam kisaran 60 sampai 100 detak per menit. Para atlet, khususnya dalam olahraga ketahanan, bisa punya detak jantung istirahat serendah 40 detak per menit.

Mike Thomson, pelatih pribadi dan pelatih lari di Life Time Overland Park, menyampaikan bahwa dalam hal detak jantung istirahat, semakin rendah angkanya semakin baik untuk kesehatan dan kebugaran.

"Kita ingin punya detak jantung istirahat rendah, yang mengindikasikan tingkat kebugaran kardiovaskular tinggi. Ini mengindikasikan bahwa jantung tidak harus bekerja sebanyak ketika harus menjaga fungsi tubuh," katanya kepada Business Insider.

"Jantung yang harus berdetak lebih banyak bisa jadi mengalami stres, kurang istirahat, meradang, atau punya kemampuan kardiovaskular terbatas," ia menambahkan.

Baca juga: Naik tangga bisa turunkan risiko sakit jantung

Dokter Paz menyampaikan bahwa olahraga bisa membantu menurunkan detak jantung istirahat.

Latihan olahraga dengan intensitas tinggi dan intensitas rendah bermanfaat bagi jantung dan kombinasi keduanya merupakan pilihan yang baik.

"Sederhananya, lakukan banyak latihan kardio mudah di mana Anda bisa melakukannya sambil berbincang... Saya juga merekomendasikan latihan satu sampai dua kali sepekan dengan intensitas tinggi sampai hampir kehabisan nafas," kata Thomson.

Baca juga: Dokter: Olahraga aerobik cocok untuk cegah serangan jantung

Untuk latihan dengan intensitas tinggi, Thomson merekomendasikan empat putaran latihan kardio keras selama lima menit dengan istirahat tiga menit di antara putaran serta lari cepat atau lari di tanjakan selama 30 detik, istirahat 90 detik, dan mengulanginya 10 sampai 15 putaran.

Dia mengatakan bahwa lari cepat bagus untuk latihan intensitas tinggi, tetapi terlalu banyak lari cepat dapat menimbulkan cedera, jadi sebaiknya digabungkan dengan latihan lain untuk memompa jantung.

Latihan dengan intensitas rendah, menurut dia, bisa berupa jalan cepat atau joging ringan 45 menit hingga satu jam, bersepeda selama 45 menit dengan kecepatan stabil, jalan kaki selama 30 menit dengan kesulitan sedang seperti jalan kaki lintas alam atau jalan sambil membawa beban.

Baca juga: Wanita usia 50 tahun harus lebih perhatikan kesehatan jantung
Baca juga: Dokter: Waspadai faktor risiko gagal jantung pada masa kehamilan

Penerjemah: Fitra Ashari
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2024