Megasurya Mas mengolah minyak kelapa sawit menjadi minyak goreng dan hingga kini memproduksi produk-produk turunan CPO seperti sabun, margarin, gliserin, shortening, lemak khusus (speciality fats) dan lilin.
Jakarta (ANTARA News) - Program pemerintah mendorong swasta mengolah bahan mentah menjadi produk bernilai tambah tinggi, menampakkan hasil nyata, salah satunya perusahaan nasional PT Megasurya Mas menghasilkan dan mampu mengekspor produk turunan minyak sawit mentah (CPO) ke 132 negara dengan nilai ekspor mencapai Rp1 triliun/tahun.
"Megasurya Mas mengolah minyak kelapa sawit menjadi minyak goreng dan hingga kini memproduksi produk-produk turunan CPO seperti sabun, margarin, gliserin, shortening, lemak khusus (speciality fats) dan lilin. Adapun beberapa merek sabun yang telah kami produksi dan ekspor antara lain adalah: Harmony, Lervia, Medicare," ujar Direktur Pemasaran PT Megasurya Mas Hadi Sofian, di Jakarta, Rabu.
Sebagai industri minyak goreng dan produk-produk turunan lain CPO, Megasurya Mas yang didirikan oleh Bahari Karim pada tahun 1993, kata dia, terus melakukan inovasi dengan mengembangkan berbagai produk turunan CPO guna memperluas pasar, tidak hanya di dalam, tapi juga di luar negeri. Apalagi, kata dia, Indonesia merupakan produsen dan pemasok CPO terbesar di dunia.
"Langkah ini membuahkan hasil dengan bertambahnya negara tujuan ekspor. Sampai saat ini (tujuan ekspor) menjadi 132 negara yang tersebar di lima benua dengan nilai ekspor lebih dari Rp 1 triliun/tahun," kata Hadi.
Sejumlah negara tujuan ekspor perusahaan -- yang berlokasi di Jalan Tambak Sawah 32 Desa Tambak Rejo Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur itu -- antara lain India, Jepang, Amerika Serikat, Ghana, Ethiophia, Togo, Djibouti, Panama, Korea, Pakistan, dan beberapa negara di kawasan Eropa.
Atas peranannya dalam mengembangkan produk CPO yang memberi nilai tambah lebih tinggi dan ekspansi pasar ekspor, PT Megasurya Mas mendapat penghargaan Primanyarta yang diberikan kepada para eksportir dari pemerintah untuk kategori pembangun merek global.
"Kami telah menerima penghargaan ekspor Primaniyarta sebanyak delapan kali sejak 2002 dengan berbagai kategori. Sementara penghargaan untuk kategori eksportir pembangun merek global yang diterima tahun ini merupakan kali ke-6," ujar Hadi.
Direktur Utama PT Megasurya Mas, Bahari Karim, menerima penghargaan tersebut langsung dari Wakil Presiden Boediono pada pembukaan pameran Trade Expo Indonesia (TEI), Rabu (16/10). (*)
Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013